Friday, October 2, 2015

Perawatan vulnus/Luka



Perawatan vulnus



Pengertian
Vulnus/luka adalah rusaknya barrier pertama bagi tubuh, dimana dengan adanya luka menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami resiko infeksi karena luka merupakan “port de entry” (pintu masuk) kuman.
Jenis luka menurut tipe:
-          Clean wound/luka bersih
Luka yang dibuat oleh karena tindakan operasi dengan tehnik steril, pada daerah body wall dan non contaminated deep tissue (tiroid, kelenjar, pembuluh darah, otak, tulang)
-          Clean contaminated wound
Luka yang terjadi karena benda tajam, bersih dan rapi, lingkungan tidak steril atau operasi yang mengenai daerah small bowel dan bronchial.
-          Contaminated wound
Luka ini tidak rapi, terkontaminasi oleh lingkungan kotor, operasi pada saluran terinfeksi (large bowel/rectum, infeksi bronchial, infeksi perkemihan)
-          Infected wound
Luka ini diikuti oleh adanya infeksi, kerusakan jaringan, serta kurangnya vaskularisasi pada jaringan luka.
Jenis vulnus secara umum:
-          Luka tertutup (closed wound)/(vulnus occlusum)
a.       Luka memar (vulnus contusum)/(contusion)
b.      Vulnus traumaticum (bula, hematoma, sprain, dislokasi, close fracture, laserasi organ dalam)
-          Luka terbuka (open wound)/(vulnus appertum)
a.       Luka lecet (vulnus exoriatio)
b.      Luka sayat (vulnus insisivum/scissum)
c.       Luka robek (vulnus laceratum)
d.      Luka tusuk (vulnus punctum)
e.       Luka potong (vulnus cacsum)
f.       Luka tembak (vulnus sclopetorum)
g.      Luka gigit (vulnus morsum)
h.      Luka avulsi
Pembahasan :
luka lecet

a.       Luka lecet/abrasi/babras/vulnus exorasi
-          Karena gesekan tubuh dengan benda benda rata, misalnya semen, aspal, tanah
-          Mengenai sebagian/seluruh kulit
-          Tidak dalam (superficial) tidak sampai jaringan subcutis
-          Sangat nyeri karena banyak ujung saraf yang terluka
luka sayat

b.      Luka sayat (vulnus insisivum/scissum)
-          Penyebab dari luka jenis ini adalah sayatan benda tajam atau jarum
-          Merupakan luka terbuka akibat dari terapi untuk dilakukan tindakan invasive
-          Tepi luka tajam dan licin
 
luka robek
c.       Luka robek (vulnus laceratum)
-          Banyak terjadi karena benda tajam atau tumpul
-          Benda tajam: tepi luka rata teratur
-          Benda tumpul: tepi luka tidak rata dan tak teratur
-          Bentuk luka robek: lurus, lengkung, patah, atau berbentuk bintang (stelat)

luka tusuk

d.      Luka tusuk (vulnus punctum)
-          Disebabkan benda runcing memanjang
-          Dari luar luka tampak kecil, tetapi di dalam mungkin rusak berat
-          Sebaiknya dilakukan ekplorasi atau membuka dan melebarkan luka
-          Mudah terjadi infeksi bakteri anaerob (tetanus)
e.       Luka potong (vulnus cacsum)
-          Karena oleh benda tajam yang besar disertai tekanan, misalnya kapak
-          Tepi luka tajam dan rata dan luka sering terkontaminasi oleh karena itu kemungkinan infeksi lebih besar
luka tembak

f.       Luka tembak (vulnus sclopetorum)
-          Karena tembakan, granat dan sebagainya
-          Tepi luka tidak teratur
-          Benda asing (corpus alineum) dijumpai dalam luka
-          Kemungkinan infeksi dengan bakteri anaerob dan gas gangrene lebih besar
luka gigit

g.      Luka gigit (vulnus morsum)
-          Disebabkan oleh gigitan binatang atau manusia
-          Bentuk tergantung dari bentuk gigi penggigit
-          Kemungkinan infeksi lebih besar
luka avulsi

h.      Luka avulse
-          Kulit dan jaringan bawah kulit terkelupas, tapi sebagian masih ada hubungan dengan tubuh
-          Perlu penangan khusus
i.        Jenis luka lain: Luka hancur
-          Sulit digolongkan pada salah satu jenis luka
-          Jaringan hancur
-          Banyak jaringan non vital
-          Sering amputasi

Penilaian luka
a.       Sekeliling kulit
Penilaian warna, kelembapan, fleksibilitas
b.      Ukuran dan dalam luka
c.       Tepi luka
Penilaian tepi luka dan pelekatan ke dasar luka
d.      Bed luka
Penilaian jaringan Nekrotik/non vital, jaringan Granulasi, fibrin, eksudat, kolonisasi bakteri

Alat (instrument) heacting
-          Naald Voeder (Needle Holder) atau pemegang jarum biasanya satu buah
-          Pinset chirrugis atau pinset bedah satu buah
-          Gunting benang satu buah
-          Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja
-          Lain-lain: doek lubang steril, kasssa steril

Jenis-jenis benang
1.      Benang yang dapat diserap (absorbable Suture)
a.       Alami (Natural)
o   Plain cat gut: dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
b.      Buatan (synthetic)
o   Benang-benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti polyglactin (merk dagang vicryl atau safil), polyglycapron (merk dagang monocryl atau monosyn) dan polydioxanone (merk dagang PDS II). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama, yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.
2.      Benang yang tak dapat diserap (nonabsorbable suture)
a.       Alamiah (natural)
o   Dalam kelompok ini adalah benang silk (sutera) yang dibuat dari protein organic bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
b.      Buatan (synthetic)
o   Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon (merk dagang ethilon atau Dermalon). Polyester (merk dagang mersilene) dan poly propylene (merk dagang prolene)

Persiapan penjahitan kulit
-          Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih
-          Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan betadine 10% dimulai dari bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar
-          Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit
-          Dilakukan anestesi lokal dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka
-          Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl
-          Jaringan kulit, subkutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan gunting
-          Luka dicuci ulang dengan pehydrol dan dibilas dengan NaCl
-          Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgut atau poii glactin secara simple interrupted suture
-          Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon

Teknik penjahitan kulit
Prinsip yang harus diperhatikan:
-          Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut
-          Ukuran kulit yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya
-          Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 Cm dari tepi luka. Khusus: daerah wajah 2-3 Mm
-          Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi luka
-          Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar (everted) setelah penjahitan

Simple interupted suture
-          Indikasi: pada semua luka
-          Kontra indikasi: tidak ada
-          Teknik penjahitan:
o   Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90 derajat, masuk subcutan terus kesisi kulit lainnya.
o   Lalu diingat lebar dan kedalaman jaringan kulit dan subcutan diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar (everted)
o   Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat
o   Penjahitan dilakukan dari ujung luka ke ujung luka yang lain
Subcuticuler continous suture
-          Indikasi: luka pada daerah yang memerlukan kosmetik
-          Kontra indikasi: jaringan luka dengan tegangan berat
o   Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi dibawah jaringan dermis sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka
o   Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 Cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka.
o   Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 Cm dari ujung luka yang lain.
o   Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara parallel disepanjang luka tersebut.
Komplikasi penyembuhan luka
-          Infeksi
o   Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2-7 hari setelah pembedahan (KDRT fungsilaesa)
-          Pendarahan
o   Dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh benda asing (misalnya drain)
o   Jika pendarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka steril, pemberian cairan dan intervensi pembedahan mungkin diperlukan.
-          Dehiscence dan eviscerasi
o   Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total
o   Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan
o   Segera ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal saline dan siapkan untuk segera dilakukan perbaikan.

No comments:

Post a Comment