Tuesday, October 13, 2015

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN “HIPEREMESIS GRAVIDARUM”



MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU
DENGAN “HIPEREMESIS GRAVIDARUM”


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter obstetridan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-mata merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali membuat merasa tidak berdaya utntuk membantu mengatasinya.  Mual dan muntah sering kali diabaikan Karena dianggap sebagai sebuah konsekuensi normal di awal kehamilan tanpa mengakui  dampak hebat yang ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. ( Denise Tiran, 2008 )
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50-70 % wanita hamil dalam 16 minggu pertama .kurang lebih 65% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan 44 % mengalami muntah-muntah.
Bila wanita hamil menuntahkan segala apa yang dmiakan dan diminum hingga berat badannya sangatturun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang , dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hyperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit . Perbandingan insisden hyperemesis gravidarum 4:1000 kehamilan. Sindromini ditandai dengan adanya muntah yang sering, penurunan berat badan, dehidrasi,asidossis karena kelaparan , alkalosis yang disebabkan menurunnya asam Hcl lambung dan hypokalemia.
Dampak yang ditimbulkan  pada ibu yaitu kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagiyang menyebabkan peredaran rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan yang menyebabkan peredaran darah janin berkurang (Setiawan , 2007).
Pada janin/bayi ,jika hyperemesis ini terjadi hanya diawal kehamilan tidak berdampak terlalu serius , tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderira hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, prematur hingga menjadi abortus ( Wiknjosastro, 2005 )

B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui definisi hiperemesis gravidarum.
2.      Mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum.
3.      Mengetahui tanda dan gejala hiperemesis gravidarum.
4.      Mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum.
5.      Mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum.
6.      Mengetahui pathway hiperemesis gravidarum.
7.      Mengetahui asuhan keperawatan hiperemesis gravidarum.



BAB II
KONSEP DASAR

A.    PENGERTIAN
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehati-hati karena kedaan umumnya menjadi buruk,karena terjadib dehidrasi (Rustam Mochtar , 1998 )
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu asupan cairan dan nutrisi, awitan biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan, cukup berat hingga mengakibatkan penuruna  berat badan , dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit ( Geri Morgan dan Carole Hamilton , 2009 )
Hyperemesis gravidarum adalah mual yang biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.(Sarwono Prawirohardjo, 2002 )
             Jadi yang dimaksud Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah  berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan.

B.     ETIOLOGI
Etiologi hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga dipengaruhi oleh berbagai factor menurut Rustam Mochtar , 1998 ) berikut ini :
1.      Faktor adaptasi dan hormonal
Primagravida belum mampu berdaptasi terhadap hormone estrogen dan Human Chorionik Gonadotropin (HCG) ,sedangkan pada kehamilan ganda atau mola hidatidosa , jumlah hormone yang dikeluarkan terlaku tinggi.

2.      Factor psikologis
Wanita yang menolak hamil,takut kehilangan pekerjaan ,keretakan hubungan dengan suami,takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dsb dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengaanan menjadi hamil  atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup dsb.
3.      Factor alergi
Terjadi invasi jaringan vili Chorialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu.

C.     TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan berat ringannya gejala, hyperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan :
1.      Tingkat I
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering, dan mata cekung.
2.      Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi, dan napas bau aseton.
3.      Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.

D.    PATOFISOLOGI

Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi system pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jantung dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
            Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.

E.     PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum menurut Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia yulianti, 2010 dimulai dengan :
1.      Pencegahan
Pencegahan hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapatr dilakukan dengan cara :
a.       Memberikaj keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b.      Menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
c.       Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dan teh hangat.
d.      Hindari makanan yang berninyak dan berbau lemak
e.       Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas dan jangan terlalu dingin
f.       Menjamin defekasi teratur
g.      Menganjurkan makan makanan yang banyak mengandung gula, untuk menghindsri kekurangan karbohidrat
2.      Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejalan tidak berkurang maka diperlukan pengobatan :
a.       Sedative yang sering dipergunakan adalah phenobarbital
b.      Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B2 yang berfungi untuk mempertahankan kesehatan syaraf,jantung ,otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel dan B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah.
c.       Antihistamin juga dianjurkan
d.      Pada keadaan yang lebih berat diberikan antiemetic seperti diklomin hidroklorida, avomin
3.      Isolasi
Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik ,hanya dokter dan perawat yang boleh masuk sampai muntah berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar, tidak diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang dan hilang tanpa pengobatan.
4.      Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan , hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,kurangi pekerjan serta menghilangkan maslah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini (  Winkjisastro, 2005 )
Bantuan yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan social dinilai cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan umum ( Admin, 2008 )
5.      Diet
1.      Diet hyperemesis I diberikan pada hyperemesis tingkat III .makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan . cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin C ,karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
2.      Diet hyperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3.      Diet hyperemesis III diberikan kepada penderita dengan hyperemesis ringan. Menurut krsanggupan penderita,minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.  ( Taufan Nugroho, 2010 )
6.      Terapi parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 % dalam dalam cairan fisiologis sebabnya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin khusunya vitamin B kompleks dan Vitamin C dan bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena dibuat dalam daftar control cairan  yang masuk dan dikeluarkan. Air kencing perlu diperiksakan sehari-hari terhadap protein,aseton,klorida dan  bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3x sehari, dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidk muntah dan keadaan umum bertambah baik dpat dicoba untukn diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik. ( Ai Yeyeh Rukiah dan Lia Yulianti, 2010 ).
7.      Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi kasus bahkann mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medic dsn psikiatrik jika memburuk. Delirium,kebutaan,takikardia,iketrus,anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil oleh karena satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat dan dipihak lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital. (Wiknjosastro,2005 )


BAB III
 KONSEP KEPERAWATAN

A.     FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hyperemesis gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut :
1.      Data riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hyperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus-menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mta cekung, dan ikterus.
b.      Riwayat kesehatan dahulu
·      Kemungkinan ibu pernah mengalami hyperemesis gravidarum sebelumnya.
·      Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
2.      Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum adalah mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa membrane dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
3.      Riwayat menstruasi
a.       Kemungkinan menarkhe usia 12-14 tahun.
b.      Siklus 28-30 hari.
c.       Lamanya 5-7 hari.
d.      Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
e.       Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
4.      Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda.
5.      Riwayat kehamilan dan persalinan
a.       Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah,serta tidak ada nafsu makan.
b.      Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan ,tekanan darah,dan tingkat kesadaran.
6.      Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menagis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
7.      Data social ekonomi
Hyperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat menengah kebawah. Hal nini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8.      Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laoboratorium, yaitu pemeriksaan darah dsn urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobim dan hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapat aseton di dalam urine.
B.     DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1.      Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan  dengan mjuntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
2.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus-menerus.
3.      Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang.
4.      Intoleransi aktivitas yang  berhubungan dengan kelemahan umum
5.      Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan  ke janin

C.     PERENCANAAN KEPERAWATAN

1.      Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan  dengan mjuntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat
Tuuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi.
a.       Istirahtkan ibu ditempat yang nyaman.
Rasional : istirahat akan menurunkan kebutuhan energy kerja yang membuat metabolism tidak meningkat, sehingga tifak merangsang terjadinya mual dan muntah.
b.      Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi
Rasional : dengan mengobservasi tanda-tanda kekuranfan cairan dapat diketahui sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu. Tekanan darah menurun,suhu meningkat,dan nadi meningkat merupakan tanda-tanda dehodrasi dan hipovolemi.
c.       Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan infus
Rasional : pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk dari ibu.
d.      Pantau tetesan cairan infus
Rasional : jumlah cairan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan yerjadinya kelebihan dan kekurangan cairan di dalam system sirkulasi.
e.       Catat intake dan output
Rasional : dengan mengetahui intake dan output cairan diketahui keseimbangan cairan di dalam tubuh.
f.       Setelah 24 jam dianjurkan untuk minum tiap jam.
Rasional : minum yang sering dapat menambah pemasyukan cairn secara oral.

2.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah terus-menerus.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi
a.       Kaji kebutuhan nutrisi ibu
Rasional : dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
b.      Observasi tanda-tanda kekurangan   nutrisi
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan.
c.       Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering
Rasional : makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltic usus serta memudahkan penyerapan
d.      Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi
Rasional : makanan yang digarapkan dapat mengurangi rasa  mual dan makanan yang bervariasi untuk membantu nafsu makan ibu,sehingga Diharapkan kebutuhan nutrisinya terpenuhi.
e.       Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : makanan yang tudak berlemak dan berminyak mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
f.       Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering dan tidak merangsang pencernaan (roti kering dan biscuit)
Rasional : makanan kering tidak merangsang pencernaan dan mengurangi perasaan mual.
g.      Berikan ibu motivasi agar mau menghabiskan makanan
Rasional : ibu  merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanan
h.      Timbang berat badan ibu
Rasional : dengan menimbang berat badan dapat diketahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan dan pengaruh nutrisi.

3.      Nyeri pada epigastrum yang berhubungan dengan muntah yang berulang. Diharapkan kebutuhan nutrisinya terpenuhi.
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi
Intervensi
a.       Kaji tingkat nyeri
Rasional : dengan menhgkaji dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan mentukan tindakan selanjutnya.
b.      Atur posisi ibu dengan kepala lebihbtinggi selama 30 menit setelah makan
Rsioanal : dengan ;posisi kepala lebih tinggi dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal,sehingga dapat mencegah mjuntah yang berulang.
c.       Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan setelah makan
Rasional : kebersihan mulut yang baik dsn terpelihara dapat menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapat mengurangi mual dan muntah.
d.      Alihkan perhatian ibu pada hal uang menyenangkan
Rasional : dengan mengalihkan perhatian diharapkan ibu dapat melupakan rasa nyeri akibat muntah yang berulang
e.       Anjurkan ibu untuk beristiraht dan batasi pengunjung
Rasioanal : dengan istirahat yag cukup dan membatasui pengunjung dapat menambah ketenangan ibu
f.       Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative dengan dokter
Rasional : pbst aanti emetic mengurangi muntah dan obat sedative membuat ibu tenang ,sehingga dapat mengurangi  nyeri yang dirasakan oleh ibu.

4.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Tujuan : meningkatkan toleransi aktivitas
a.       Anjurkan klien membatasi akitvitas dengan istirahat yang cukup
Rasional : menghemat energy dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
b.      Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat
Rasional : aktivitas yang ditoleransin sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untk wanita beresiko.
c.       Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : aktivitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma serta meringankan dalam memenuhi kebutuhannya
d.      Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : tingkat aktivitas mungkin perlu dimodifikasi sesuai indikasi

5.      Resiko perubahan nutrisi janin yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan  ke janin
Tujuan : perkembangan janin ridak terganggu
Intervenesi
a.       Jelaskan pada ibu mengenai pentinmgnya  nutrisi bagi pertumbunhan dan perkembangan janin
Rasioanal : agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui akan jumlah nutrisinya
b.      Periksa fundus utreri
Rasional : tinggi fundus uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi bagi janin
c.       Pantau denyut jantung janin
Rasional : denyut jntung yang masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalaam keadaan baik.


 

BAB IV

 PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Hyperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum memburuk.
2.      Penyebab hyperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui factor predisposisinya antara lain :  factor adaptasi dan hormonal atau peningkatan kadar HCG ,factor psikologis dan factor alergi.
3.      Hyperemesis gravidarum terbagi dalam tingkatan yaitu ringan , sedang dan berat.
4.      Penanganan hyperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya.
5.      Terapi yang diberikan pada kasus hyperemesis gravidarum adalah terapi obat-obatan,terapi psikologisnterap[I parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap nmemburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.

B.     SARAN
Sebagai perawat harus mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien dengan hyperemesis gravidarum. Sebaiknyan perawat memberikan penanganan terbaik kepada pasien hyperemesis gravidarum agar klien dapat menjalani proses kehamilan dengamn lancar sampai pada proses persalinan dengan selamat.


No comments:

Post a Comment