Tuesday, October 13, 2015

ASKEP PADA KLIEN DENGAN AMPUTASI

ASKEP PADA KLIEN DENGAN AMPUTASI


Pengertian amputasi

-          Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstermitas
-          Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstermitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain
-          Kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi

Factor predisposisi
1.      Fraktur multiple organ tubuh  yang tidak mungkin dapat diperbaiki
2.      Kehancuran jaringan kulit yang tidak dapat diperbaiki
3.      Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstermitas yang berat
4.      Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya
5.      Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif
6.      Deformitas organ

Jenis Amputasi
Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi:
1.      Amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dapat dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus – menerus. Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan alternative terakhir.
2.      Amputasi akibat trauma
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak direncanakan. Kegiatan tim kesehatan adalah memperbaiki kondisi lokasi amputasi serta memperbaiki kondisi umum klien.
3.      Amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma dengan patah tulang multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas

Jenis amputasi yang dikenal adalah
1.      Amputasi terbuka
Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat dimana pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama.
2.      Amputasi tertutup
Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih beberapa sentimeter dibawah potongan otot dan tulang.
-          Setelah dilakukan tindakan pemotongan maka kegiatan selanjutnya meliputi perawatan luka operasi untuk mencegah terjadinya infeksi. Menjaga kekuatan otot untuk mencegah kontraktur. Mempertahankan intaks jaringan dan persiapan untuk penggunaan protese (mungkin)
-          Berdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yang mengalami amputasi maka perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien seusai dengan kompetensinya.

Perawatan luka post amputasi
-          Pasang balut steril, tonjolan – tonjolan hilang dibalut tekan. Pemasangan perban elastic harus hati – hati jangan sampai terjadi konstriksi puntung diproksimalnya sehingga distalnya iskemik
-          Meninggikan puntung dengan mengangkat kaki jangan ditahan dengan bantal, sebab dapat menjadikan fleksi kontraktur pada paha dan lutut
-          Luka ditutup, drain diangkat setelah 48 – 72 jam sedangkan puntung tetap dibalut tekan, angkat jahitan hari ke 10 – 14
-          Amputasi bawah lutut tidak boleh menggantung di pinggir tempat tidur/berbaring/duduk lama dengan fleksi lutut
-          Amputasi di atas lutut jangan dipasang bantal diantara paha/membiarkan abduksi punting/menggantungnya waktu jalan dengan kruk untuk mencegah kontraktur lutut dan paha
-          Latihan – latihan, 1 hari pasca bedah atau sesegera mungkin berjalan dengan kruk, puntung baru dilepas balutannya setelah benar – benar sembuh.

Asuhan Keperawatan
A.    Pengkajian
Kegiatan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu pada tahap pre operatif, intra operatif, dan tahap post operative
-          Pre operatif
Pada tahap preoperatif tindakan keperawatan lebih ditekankan pada upaya untuk mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis klien dalam menghadapi kegiatan operasi.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian yang berkaitan dengan kondisi fisik, khususnya yang berkaitan erat dengan kesiapan tubuh untuk menjalani operasi.
Pengkajian riwayat kesehatan, perawat memfokuskan pada riwayat penyakit dahulu yang mungkin dapat mempengaruhi resiko pembedahan seperti adanya penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit paru. Perawat juga mengkaji riwayat penggunaan rokok dan obat – obatan dan adanya alergi

Pengkajian Fisik
1.      Integumen
o   Kulit secara umum
o   Lokasi amputasi
o   Mengkaji kondisi umum kulit untuk meninjau tingkat hidrasi. Lokasi amputasi mungkin mengalami keradangan akut atau kondisi semakin memburuk, perdarahan atau kerusakan progresif.
o   Kaji kondisi jaringan diatas lokasi amputasi terhadap terjadinya stasis vena atau gangguan venus return
2.      Sistem cardiovaskuler
o   Cardiac reserve
o   Pembuluh darah
o   Mengkaji tingkat aktivitas harian yang dapat dilakukan pada klien sebelum operasi sebagai salah satu indicator fungsi jantung.
o   Mengkaji kemungkinan atheroskerosis melalui penilaian terhadap elastisitas pembuluh darah
3.      Sistem respirasi
o   Mengkaji kemampuan suplai oksigen dengan menilai adanya sianosis
o   Riwayat gangguan nafas
4.      Sistem urinary
o   Mengkaji jumlah urin 24 jam
o   Mengkaji adanya perubahan warna, BJ urine
o   Cairan dan elektrolit
o   Mengkaji tingkat hidrasi
o   Memonitor intake dan output cairan
5.      Sistem neurologis
o   Mengkaji tingkat kesadaran klien
o   Mengkaji sistem persyarafan, khususnya sistem motorik dan sensorik daerah yang akan diamputasi.
6.      Sistem musculoskeletal
o   Mengkaji kemampuan otot kontraleteral

Diagnosis Keperawatan
1.      Gangguan harga diri, penampilan peran b.d factor biofisikal, kehilangan bagian tubuh
2.      Nyeri akut b.d cidera fisik/jaringan dan trauma saraf, dampak psikologis terhadap kehilangan bagian tubuh
3.      Perubahan perfusi jaringan, resiko tinggi b.d penurunan aliran darah arteri/vena, edema jaringan, pembentukan hematom
4.      Resiko tinggi infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan primer , prosedur invasive perubahan status nutrisi
5.      Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri/ketidaknyamanan, gangguan perceptual (perubahan rasa keseimbangan)
Intervensi
1. Pre operatif
-          Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
-          Kolaborasi dalam pemberian analgetik
-          Menganjurkan klien untuk mengubah posisi sesering mungkin untuk mencegah adanya kontraktur
-          Persiapkan informed consent
-          Lakukan persiapan operasi
2.      Intra operatif
-          Perhatikan kepatenan jalan nafas
-          Memperhatikan kondisi hidrasi
-          Mencegah injury selam tindakan operatif dan setelah sadar
-          Perhatikan posisi jahitan dan pemasangan drainage
3.      Post operatif
-          Awasi tanda – tanda vital
-          Kaji skala nyeri
-          Tinggikan badan yang sakit
-          Inspeksi balutan, perhatikan jumlah dan karakteristik balutan
-          Observasi adanya perdarahan, berikan tekanan langsung pada sisi perdarahan
-          Beri pengertian pada klien jika ada rasa nyeri
-          Jaga kebersihan luka post amputasi.
 

1 comment:

  1. Online Casinos for Real Money 2021
    These sites offer a large number of games and lots of promotions. The reason for this is that you can find the most popular and rewarding of the 💰 Best Online 카지노사이트luckclub Casino Real Money: Bovada

    ReplyDelete