PROSEDUR FISIOTERAPI DADA, NAFAS DALAM & BATUK EFEKTIF
2.1 FISIOTERAPI DADA
1.
Tujuan
Fisioterapi Dada
-
Meningkatkan
efisiensi pernapasan dan efisiensi paru
-
Memperkuat
otot pernapasan
-
Mengeluarkan
sekret dari saluran pernapasan
-
Klien
dapat bernafas dengan bebas dan mendapat suplay oksigen yang cukup.
2.
Teknik
Fisioterapi Dada
1.
Postural
Drainase
Postural drainase (PD) merupakan
salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan
menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Mengingat
kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada
berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk
melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. PD dapat
dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga
mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada
penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai
dengan clapping dan vibrating.
A.
Indikasi
Klien Postural Drainase
Mencegah
penumpukan sekret pada :
-
Klien yang
memakai ventilasi
-
Klien yang
melakukan tirah baring yang lama
-
Klien yang
produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik dan bronkiektasis.
B.
Mobilisasi
Sekret yang Tertahan
-
Pasien
dengan atelectasis yang disebabkan oleh secret
-
Pasien
dengan abses paru
-
Pasien
dengan pneumonia
-
Pasien pre
dan pos operatif
-
Pasien
neurology dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk.
C.
Kontra
Indikasi
-
Tension
pneumothoraks
-
Hemoptisis
-
Gangguan
system kardiovaskular seperti hipotensi, hipertensi, infarkniokard, aritmia.
-
Edema paru
-
Efusi pleura
-
Tekanan
tinggi intracranial.
D.
Persiapan
Sebelum Posdural Drainase
-
Longgarkan
seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang
-
Terangkan cara pelaksanaan kepada
klien secara ringkas tetapi lengkap
-
Periksa nadi dan tekanan darah
-
Apakah pasien mempunyai refleks
batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan secret.
E.
Cara
Melakukan Posdural Drainase
-
Dilakukan sebelum makan untuk
mencegah mual muntah dan menjelang tidur malam untuk meningkatkan kenyamanan
tidur
-
Dapat dilakukan dua kali sehari,
bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 -60 menit, tiap satu
posisi 3-10 menit.
F.
Evaluasi
Setelah Dilakukan Posdural Drainase
-
Auskultasi :
suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan
-
Inspeksi : dada
kanan dan kiri bergerak bersama-sama
-
Batuk produktif (secret
kental/encer)
-
Perasaan klien mengenai darinase
postural (sakit, lelah, lebih nyaman)
-
Efek drainase postural terhadap
tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature)
-
Rontgen thorax.
G.
Drainase
Posdural Dapat Dihentikan
-
Suara
pernapasan normal atau tidak terdengar ronchi
-
Klien mampu bernapas secara efektif
-
Hasil roentgen
tidak terdapat penumpukan sekret.
2.
Vibrasi
Vibrasi
merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan secret ke jalan napas
yang besar.
A.
Cara Melakukan Vibrasi
-
Vibrasi
dilakukan hanya pada waktu klien ekspirasi.
-
Letakkan
tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan
di atas tangan yang lain
-
Instruksikan
klien untuk napas lambat dan dalam melalui hidung hembuskan melalui mulut
dengan bibir dimonyongkan selama proses vibrasi, tujuannya memperpanjang fase
ekspirasi
-
Ketika klien
menghembuskan napas getarkan telapak tangan, hentikan saat klien inspirasi.
Lakukan vibrasi 5 kali ekspirasi.
3.
Perkusi
Perkusi adalah
tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk
seperti mangkok. Tujuan melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada
bronkhus. Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang diteruskan pada
saluran nafas paru. Perkusi dapat dilakukan dengan membentuk kedua tangan
deperti mangkok.
A.
lndikasi untuk
perkusi
-
Perkusi secara
rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua
indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
B.
Perkusi harus
dilakukan hati-hati pada keadaan
-
Patah tulang
rusuk
-
Emfisema
subkutan daerah leher dan dada
-
Skin graf yang
baru
-
Luka bakar,
infeksi kulit
-
Emboli paru
-
Pneumotoraks
tension yang tidak diobati.
4.
Aplikasi
Posdural Drainase, Vibrasi dan Perkusi
A.
Persiapan
Alat
-
Handuk
-
Bantal ( 2 – 3
buah )
-
Segelas air
-
Tissue
-
Sputum pot,
berisi cairan desinfektan
-
Buku catatan.
B.
Persiapan
Klien
-
Informasikan klien mengenai : tujuan pemeriksaan, waktu dan prosedur
-
Pasang sampiran
/ jaga privacy pasien
-
Atur posisi
yang nyaman.
C.
Persiapan
Perawat
-
Cuci tangan
-
Perhatikan
prosedur universal.
D.
Prosedur
-
Lakukan auskultasi bunyi napas klien
-
Instruksikan
klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu
-
Berikan
medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi
-
Kendurkan pakaian klien.
a)
Posdural
Drainase
-
Pilih area yang tersumbat yang
akan didrainase
-
Baringkan klien dalam posisi untuk
mendrainase area yang tersumbat
-
Letakkan
bantal sebagai penyangga
-
Minta klien
untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
-
Selama dalam
posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase
-
Setelah
drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung
sekresi dalam sputum pot
-
Istirahatkan
pasien, minta klien minum sedikit air
-
Ulangi untuk
area tersumbat lainnya
-
Tindakan
tidak lebih dari 30 – 60 menit.
|
b)
Vibrasi
-
Letakkan tangan, telapak tangan
menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang
lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi
-
Anjurkan klien inspirasi dalam dan
ekspirasi secara lambat lewat mulut (pursed lip breathing)
-
Selama ekspirasi, tegangkan seluruh
otot tangan dan lengan, dan gunakan hamper semua tumit tangan, getarkan tangan,
gerakkan ke arah bawah
-
Hentikan
getaran saat klien inspirasi
-
Lakukan vibrasi
selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
c)
Perkusi
-
Tutup area yang akan diperkusi dengan
menggunkan handuk
-
Anjurkan klien untuk tarik napas
dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
-
Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk
mangkuk
-
Secara bergantian, lakukan fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada
-
Perkusi pada setiap segmen paru
selama 1-2 menit,
jangan pada area yang mudah cedera
-
Kembalikan
posisi klien dengan nyaman
-
Evaluasi
respon klien (subyektif dan obyektif)
-
Dokumentasikan
hasil pemeriksaan
2.2
BATUK
EFEKTIF DAN NAFAS DALAM
1.
Tujuan Batuk
Efektif dan Nafas Dalam
Batuk efektif
dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif menekankan inspirasi maksimal
yang dimulai dari ekspirasi , yang
bertujuan :
a) Merangsang terbukanya system kolateral
a) Merangsang terbukanya system kolateral
b) Meningkatkan
distribusi ventilasi
c) Meningkatkan
volume paru
d)
Memfasilitasi pembersihan saluran napas.
Batuk yang tidak efektif menyebabkan :
1) Kolaps saluran nafas
2) Ruptur dinding alveoli
3) Pneumothoraks.
2.
Indikasi
-
COPD/PPOK
-
Emphysema
-
Fibrosis
-
Asma
-
Chest infection
-
Pasien bedrest
atau post operasi.
3.
Kegunaan
Latihan Nafas Dalam
A.
Latihan
Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri
-
Pasien tidur dengan posisi duduk
atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh
tegang
-
Letakkan tangan diatas perut
-
Hirup udara sebanyak-banyaknya
dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat
-
Tahan nafas beberapa saat (3-5
detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit
melalui mulut
-
Lakukan hal ini berulang kali (kurang
lebih 15 kali)
-
Lakukan latihan dua kali sehari
praopeartif.
B.
Postsurgical Deep Breathing/Nafas
dalam setelah Operasi
-
Duduk di sudut tempat tidur atau
kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan
-
Pegang/tahan bantal atau gulungan
handuk pada bagian yang terdapat luka operasi dengan kedua tangan
-
Bernafaslah dengan normal
-
Bernafaslah dengan dalam melalui
hidung, Rasakan lambung menekan keluar ketika bernafas
-
Lipatkan bibir seperti meniup lilin
-
Kemudian tiupkan perlahan melalui
mulut, rasakan dada menurun ketika mengeluarkan nafas
-
Istirahat untuk beberapa saat
-
Ulangi tindakan diatas beberapa kali
4.
Latihan
Batuk Efektif
A.
Huff Coughing
Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang
dapat digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK,
emphysema atau cystic fibrosis.
Prosedur Huff Coughing
-
Untuk menyiapkan paru-paru dan
saluran nafas dari Tehnik Batuk huff, keluarkan semua udara dari dalam
paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas secara
perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama 3 – 4 detik
-
Tarik nafas secara diafragma,
Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi paru-paru
-
Setelah menarik nafas secra
perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol nafas dan
mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif
-
Angkat dagu agak keatas, dan gunakan
otot perut untuk melakukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan
saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff,
huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran
mucus
-
Kontrol nafas, kemudian ambil napas
pelan 2 kali
-
Ulangi tehnik batuk diatas sampai
mucus sampai ke belakang tenggorokkan
-
Setelah itu batukkan dan keluarkan
mucus/dahak.
B.
Postsurgical Deep Coughing
Step 1 :
Step 1 :
-
Duduk di sudut tempat tidur atau
kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan
-
Pegang/tahan bantal atau gulungan
handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan
-
Bernafaslah dengan normal
Step 2 :
-
Bernafaslah dengan pelan dan dalam
melalui hidung
-
Kemudian keluarkan nafas dengan
penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya
-
Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas
secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh
mungkin.
Step 3 :
-
Batukkan 2 – 3 kali secara
berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk
-
Relax dan bernafas seperti biasa
-
Ulangi tindakan diatas seperti yang
diarahkan.
C.
Cara Melatih
Batuk Efektif
-
Pasien condong ke depan dari posisi
semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi
sebagai bebat ketika batuk
-
Kemudian pasien nafas dalam seperti
cara nafas dalam (3-5 kali)
-
Segera lakukan batuk spontan,
pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengadalkan
kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan - ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi
-
Ulangi lagi sesuai kebutuhan.
D.
Clapping
Suatu tindakan
yang dilakukan oleh perawat guna untuk mengeluarkan sekresi dengan cara menepuk
nempuk dinding dada. Bertujuan mengeluarkan
sekresi bronkus yang kental dan melekat dari bronkeolus ke bronkus lalu ke
trackea, hanya di lakukan di post terior selama 3 samapai 5 menit hati-hati
pada orang tua karena dapat mengalami
osteophorosis.
Alat teknik
Clapping :
1. Sputum pot
2. Tissue
3. Underdog.
Persiapan :
1.
Jelaskan
prosedur pada pasien dan partisipasi pasien
2.
Posisikan
pasien dengan nyaman.
Prosedur :
1.
Dilakukan dengan
membentuk mangkok pada telapak tngan dan dengan ringgan di tepukan pada dinding
dada dlam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang akan di alirkan
2.
Pergelangan
tangan secara bergantian flexi dan extensi sehingga dada di pukul ataw di tepuk
dengan cara yang teidak menimbulkan nyeri
3.
Hati-hati
dilakukan pada lansia karena peningkatan insiden osteophorosis dan resiko
fracture igga.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner,suddarth.1997.buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 vol.1.
Jakarta:buku kedoktern EGC.
Perry, potter.1995. buku saku ketrampilan dan prosedur dasar edisi 3.
Jakarta:buku kedokteran EGC.
No comments:
Post a Comment