Monday, September 14, 2015

PROSEDUR FISIOTERAPI DADA, NAFAS DALAM & BATUK EFEKTIF



PROSEDUR FISIOTERAPI DADA, NAFAS DALAM & BATUK EFEKTIF



1.         Tujuan Fisioterapi Dada
-            Meningkatkan efisiensi pernapasan dan efisiensi paru
-            Memperkuat otot pernapasan
-            Mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan
-            Klien dapat bernafas dengan bebas dan mendapat suplay oksigen yang cukup.

2.         Teknik Fisioterapi Dada
1.         Postural Drainase
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. PD dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating.

A.        Indikasi Klien Postural Drainase
Mencegah penumpukan sekret pada :
-          Klien yang memakai ventilasi
-          Klien yang melakukan tirah baring yang lama
-          Klien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik dan bronkiektasis.

B.        Mobilisasi Sekret yang Tertahan
-          Pasien dengan atelectasis yang disebabkan oleh secret
-          Pasien dengan abses paru
-          Pasien dengan pneumonia
-          Pasien pre dan pos operatif
-          Pasien neurology dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk.

C.        Kontra Indikasi
-          Tension pneumothoraks
-          Hemoptisis
-          Gangguan system kardiovaskular seperti hipotensi, hipertensi, infarkniokard, aritmia.
-          Edema paru
-          Efusi pleura
-          Tekanan tinggi intracranial.

D.        Persiapan Sebelum Posdural Drainase
-          Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang
-          Terangkan cara pelaksanaan kepada klien secara ringkas tetapi lengkap
-          Periksa nadi dan tekanan darah
-          Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan secret.

E.         Cara Melakukan Posdural Drainase
-          Dilakukan sebelum makan untuk mencegah mual muntah dan menjelang tidur malam untuk meningkatkan kenyamanan tidur
-          Dapat dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40 -60 menit, tiap satu posisi 3-10 menit.

F.         Evaluasi Setelah Dilakukan Posdural Drainase
-          Auskultasi : suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan
-          Inspeksi : dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama
-          Batuk produktif (secret kental/encer)
-          Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih nyaman)
-          Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature)
-          Rontgen thorax.

G.       Drainase Posdural Dapat Dihentikan
-          Suara pernapasan normal atau tidak terdengar ronchi
-          Klien mampu bernapas secara efektif
-          Hasil roentgen tidak terdapat penumpukan sekret.

2.         Vibrasi
Vibrasi merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan tujuan menggerakkan secret ke jalan napas yang besar.
A.        Cara Melakukan Vibrasi
-          Vibrasi dilakukan hanya pada waktu klien ekspirasi.
-          Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain
-          Instruksikan klien untuk napas lambat dan dalam melalui hidung hembuskan melalui mulut dengan bibir dimonyongkan selama proses vibrasi, tujuannya memperpanjang fase ekspirasi
-          Ketika klien menghembuskan napas getarkan telapak tangan, hentikan saat klien inspirasi. Lakukan vibrasi 5 kali ekspirasi.

3.         Perkusi
Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkok. Tujuan melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada bronkhus. Perkusi dada merupakan energi mekanik pada dada yang diteruskan pada saluran nafas paru. Perkusi dapat dilakukan dengan membentuk kedua tangan deperti mangkok.
A.        lndikasi untuk perkusi
-          Perkusi secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
B.        Perkusi harus dilakukan hati-hati pada keadaan
-          Patah tulang rusuk
-          Emfisema subkutan daerah leher dan dada
-          Skin graf yang baru
-          Luka bakar, infeksi kulit
-          Emboli paru
-          Pneumotoraks tension yang tidak diobati.
4.         Aplikasi Posdural Drainase, Vibrasi dan Perkusi
A.      Persiapan Alat
-          Handuk
-          Bantal ( 2 – 3 buah )
-          Segelas air
-          Tissue
-          Sputum pot, berisi cairan desinfektan
-          Buku catatan.
B.      Persiapan Klien
-          Informasikan klien mengenai : tujuan pemeriksaan, waktu dan prosedur
-          Pasang sampiran / jaga privacy pasien
-          Atur posisi yang nyaman.

C.      Persiapan Perawat
-          Cuci tangan
-          Perhatikan prosedur universal.

D.      Prosedur
-          Lakukan auskultasi bunyi napas klien
-          Instruksikan klien untuk mengatakan bila mengalami mual, nyeri dada, dispneu
-          Berikan medikasi yang dapat membantu mengencerkan sekresi
-          Kendurkan pakaian klien.

a)        Posdural Drainase
-          Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase
-          Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat
-          Letakkan bantal sebagai penyangga
-          Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
-          Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang didrainase
-          Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif. Tampung sekresi dalam sputum pot
-          Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air
-          Ulangi untuk area tersumbat lainnya
-          Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit.

b)        Vibrasi
-          Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi
-          Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut (pursed lip breathing)
-          Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan hamper semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah
-          Hentikan getaran saat klien inspirasi
-          Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.

c)         Perkusi
-          Tutup area yang akan diperkusi dengan menggunkan handuk
-          Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
-          Jari  dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
-          Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat menepuk dada
-          Perkusi pada setiap segmen paru selama 1-2 menit, jangan pada area yang mudah cedera

-          Kembalikan posisi klien dengan nyaman
-          Evaluasi respon klien (subyektif dan obyektif)
-          Dokumentasikan hasil pemeriksaan

2.2     BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM
1.         Tujuan Batuk Efektif dan Nafas Dalam
Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :
a) Merangsang terbukanya system kolateral
b) Meningkatkan distribusi ventilasi
c) Meningkatkan volume paru
d) Memfasilitasi pembersihan saluran napas.

Batuk
yang tidak efektif menyebabkan :
1) Kolaps saluran nafas
2) Ruptur dinding alveoli
3) Pneumothoraks
.

2.         Indikasi
-       COPD/PPOK
-       Emphysema
-       Fibrosis
-       Asma
-       Chest infection
-       Pasien bedrest atau post operasi.

3.         Kegunaan Latihan Nafas Dalam
A.      Latihan Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri
-            Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang
-            Letakkan tangan diatas perut
-            Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat
-            Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut
-            Lakukan hal ini berulang kali (kurang lebih 15 kali)
-            Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.


B.      Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi
-            Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan
-            Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk pada bagian yang terdapat luka operasi dengan kedua tangan
-            Bernafaslah dengan normal
-            Bernafaslah dengan dalam melalui hidung, Rasakan lambung menekan keluar ketika bernafas
-            Lipatkan bibir seperti meniup lilin
-            Kemudian tiupkan perlahan melalui mulut, rasakan dada menurun ketika mengeluarkan nafas
-            Istirahat untuk beberapa saat
-            Ulangi tindakan diatas beberapa kali

4.         Latihan Batuk Efektif
A.        Huff Coughing
Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis.

Prosedur Huff Coughing
-            Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik Batuk huff, keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama 3 – 4 detik
-            Tarik nafas secara diafragma, Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi paru-paru
-            Setelah menarik nafas secra perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif
-            Angkat dagu agak keatas, dan gunakan otot perut untuk melakukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mucus
-            Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali
-            Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke belakang tenggorokkan
-            Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahak.

B.         Postsurgical Deep Coughing
Step 1 :
-          Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan
-          Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan
-          Bernafaslah dengan normal
Step 2 :
-          Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung
-          Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya
-          Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.
Step 3 :
-          Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk
-          Relax dan bernafas seperti biasa
-          Ulangi tindakan diatas seperti yang diarahkan.

C.    Cara Melatih Batuk Efektif
-                  Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk
-                 Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)
-                 Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan - ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi
-                 Ulangi lagi sesuai kebutuhan.


D.    Clapping
Suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat guna untuk mengeluarkan sekresi dengan cara menepuk nempuk dinding dada. Bertujuan mengeluarkan sekresi bronkus yang kental dan melekat dari bronkeolus ke bronkus lalu ke trackea, hanya di lakukan di post terior selama 3 samapai 5 menit hati-hati pada orang tua karena dapat mengalami osteophorosis.
Alat teknik Clapping :
1.       Sputum pot
2.       Tissue
3.       Underdog.
Persiapan :
1.         Jelaskan prosedur pada pasien dan partisipasi pasien
2.         Posisikan pasien dengan nyaman.
Prosedur :
1.         Dilakukan dengan membentuk mangkok pada telapak tngan dan dengan ringgan di tepukan pada dinding dada dlam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang akan di alirkan
2.         Pergelangan tangan secara bergantian flexi dan extensi sehingga dada di pukul ataw di tepuk dengan cara yang teidak menimbulkan nyeri
3.         Hati-hati dilakukan pada lansia karena peningkatan insiden osteophorosis dan resiko fracture igga.


DAFTAR PUSTAKA
Brunner,suddarth.1997.buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 vol.1. Jakarta:buku kedoktern EGC.
Perry, potter.1995. buku saku ketrampilan dan prosedur dasar edisi 3. Jakarta:buku kedokteran EGC.



No comments:

Post a Comment