Monday, September 14, 2015

MAKALAH RHEUMATIC FEVER


MAKALAH RHEUMATIC FEVER




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Demam Reumatik/penyakit jantung reumatik adalah suatu kondisi dimana pasien mengalami penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum. Demam reumatik merupakan penyakit radang yang timbul setelah infeksi streptococcus golongan beta hemolitik A.
Gejala demam reumatik bermanifestasi kira-kira 1 – 5 minggu setelah terkena infeksi. Gejala dapat digolongkan sebagai kardiak dan non kardiak dan dapat berkembang secara bertahap. Demam reumatik juga dapat menyerang semua bagian jantung.
Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas. Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan penyakit jantung reumatik terdapat pada individu serta pada keadaan lingkungan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI
Demam Reumatik/penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
Rheumatic Fever, Bisa menyerang siapa saja, tetapi yg terbanyak pada anak anak 5-15 tahun. Demam Rematik adalah suatu peradangan pada persendian (artritis) dan jantung (karditis).

B.     ETIOLOGI
Demam reumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas.
Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan penyakit jantung reumatik terdapat pada individu serta pada keadaan lingkungan.

Faktor-faktor pada individu :
1.                             Faktor genetik
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.


2.                             Jenis kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
3.                             Golongan etnik dan ras
Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih.
4.                             Umur
Umur merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
5.                             Keadaan gizi dan lain-lain
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
6.                             Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.

Faktor-faktor lingkungan :
1.       Keadaan sosial ekonomi yang  buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.
2.       Iklim dan geografi
      Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi. Didaerah yang letaknya tinggi demam reumatik lebih tinggi daripada didataran rendah.
3.       Cuaca
      Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.

C.    PATOFISIOLOGI
Demam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah infeksi streptococcus golongan beta hemolitik A. Penyakit ini menyebabkan lesi patologik jantung, pembuluh darah, sendi dan jaringan sub kutan. Gejala demam reumatik bermanifestasi kira-kira 1 – 5 minggu setelah terkena infeksi. Gejala awal yang paling sering dijumpai (75 %) adalah arthritis. Bentuk poliarthritis yang bermigrasi. Gejala dapat digolongkan sebagai kardiak dan non kardiak dan dapat berkembang secara bertahap.
Demam reumatik dapat menyerang semua bagian jantung. Meskipun pengetahuan tentang penyakit ini serta penelitian terhadap kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A sudah berkembang pesat, namun mekanisme terjadinya demam reumatik yang pasti belum diketahui. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa demam remautik termasuk dalam penyakit autoimun.
Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 produk ekstrasel yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, dioksiribonuklease serta streptococcal erytrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi.
Pada penderita yang sembuh dari infeksi streptococcus, terdapat kira-kira 20 sistem antigen-antibodi; beberapa diantaranya menetap lebih lama daripada yang lain. Anti DNA-ase misalnya dapat menetap beberapa bulan dan berguna untuk penelitian terhadap penderita yang menunjukkan gejala korea sebagai manifestasi tunggal demam reumatik, saat kadar antibodi lainnya sudah normal kembali.
ASTO ( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 % penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan titer ASTO ini; bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus,  maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.
Patologi anatomis
Dasar kelainan patologi demam reumatik ialah reaksi inflamasi eksudatif dan proliferasi jaringan mesenkim. Kelainan yang menetap hanya terjadi pada jantung; organ lain seperti sendi, kulit, paru, pembuluh darah, jaringan otak dan lain-lain dapat terkena tetapi selalu reversibel. Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria jones yang dimodifikasi dari American Heart Association. Dua kriteria mayor dan satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam reumatik. Prognosis tergantung pada beratnya keterlibatan jantung.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Secara objektif
- Anak mudah tersinggung
- Berat badan menurun
- Anak kelihatan pucat karena anemi
- Bertambahnya volume flasma
- Benjolan kecil dibawah kulit (nodul)
- Ruam kulit (eritema marginatum).
Pada saat gejala lainnya menghilang, timbul ruam datar dengan pinggiran yang bergelombang dan tidak disertai nyeri. Ruam ini berlangsung pendek, kadang kurang dari 24 jam.
Secara subjektif
- Nyeri persendian dan demam
- Anak menjadi lesu
- Anoreksia
- Artralgia
- Kadang anak mengalami nyeri perut yang hebat dan nafsu makannya berkurang.

E.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
▪ Pada pemeriksaan fisik dengan bantuan stetoskop mungkin akan terdengar bunyi jantung tambahan (murmur).
▪ Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan tanda-tanda reaksi peradangan akut berupa terdapatnya C-reactive protein dan leukosiosis serta meningginya laju endap darah (LED), antibodi terhadap streptokokus.

Perjalanan klinis demam reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium, antara lain:
Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas bagian atas oleh kuman beta-Streptococcus hemolyticus grup A.
Keluhan berupa batuk, demam, sakit saat menelan, dan tidak jarang disertai muntah dan diare. Dan pada pemeriksaan fisik terdapat eksudat pada tonsil serta pembesaran pada kelenjar getah bening submandibularis.
Infeksi ini biasanya berlangsung 2-4 hari dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Stadium II
Stadium ini juga disebut periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik.
Biasanya periode ini berlangsung antara 1-3 minggu.
Stadium III
Stadium ini adalah fase akut demam reumatik, saat timbulnya berbagai gejala demam reumatik. Pada fase ini timbul gejala mayor seperti: artritis, Karditis, Korea (gerakan-gerakan cepat tanpa tujuan pada ekstrimitas, muka serta kerangka tubuh lainnya dan sukar dikendalikan), Eritema Marginatum (bercak-merah muda pada kulit), dan Nodul Subkutan.
Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif, pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa disertai dengan kelainan jantung atau tanpa gejala sisa.

F.     PENATALAKSANAAN
  • Pencegahan
Karena demam reumatik merupakan penyakit akibat interaksi individu dan faktor lingkungan, sehingga demam reumatik dapat dicegah. Cara terbaik untuk mencegah demam rematik adalah gizi yang baik dan pengobatan antibiotik pada setiap infeksi streptokokus.
  • Pengobatan
Pengobatan demam rematik memiliki 3 tujuan:
- Menyembuhkan infeksi streptokokus dan mencegah kekambuhan
- Mengurangi peradangan, terutama pada persendian dan jantung
- Membatasi aktivitas fisik yang dapat memperburuk organ yang meradang.
- Jika terinfeksi streptococcus pada anak yang menderita demam rematik diberikan suntikan antibiotik penisilin untuk membasmi infeksi yang tersisa.
- Untuk mengurangi peradangan dan nyeri, diberikan NSAIDs (obat anti peradangan non-steroid) dalam dosis tinggi, terutama jika telah terjadi artritis.
Kadang juga perlu digunakan obat pereda nyeri yang lebih kuat (misalnya kodein).
- Anak harus menjalani tirah baring. Aktivitasnya harus dibatasi untuk menghindari stres pada sendi yang meradang.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Demam reumatik adalah sindrom klinis sebagai akibat infeksi beta-Streptococcus hemolyticus grup A, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu poliartritis migrans akut, karditis, korea minor, nodul subkutan dan eritema migranatum. Rheumatic Fever, Bisa menyerang siapa saja, tetapi yg terbanyak pada anak anak 5-15 tahun.
Demam Rematik adalah suatu peradangan pada persendian (artritis) dan jantung (karditis).



DAFTAR PUSTAKA

Lili ismudiarti rilantono,dkk.(2001) Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
  • Fk. Kedokteran UI, Baian Anak, 1985, Ilmu Kesehatan Anak jilid 2, Jakarta, Fakultas Kedokteran UI
Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta, Fakultas Kedokteran


No comments:

Post a Comment