Thursday, September 10, 2015

Askep CA Servik



ASUHAN KEPERAWATAN
PADA CARSINOMA CERVIK




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000 kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan di dunia, dan menempati urutan pertama di negara berkembang.
Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita Indonesia yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker leher rahim. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi kasus mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.
Kanker leher rahim sendiri merupakan keganasan yang dapat dicegah karena :
1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama
2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah tersedia
3. Terapi lesi preinvasif (bibit keganasan) cukup efektif
Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV terdeteksi menggunakan penelitian molekular pada 99,7% wanita dengan karsinoma sel skuamosa karena infeksi HPV adalah penyebab mutasi neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas). Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari sekian tipe HPV yang menyerang anogenital (dubur dan alat kelamin), ada 4 tipe HPV yang biasa menyebabkan masalah dimanusia seperti 2 subtipe HPV dengan risiko tinggi keganasan yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim serta HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan 90% kasus genital warts (kutil kelamin).



B.     Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa mampu memahami pengertian dari kanker serviks
2.      Mahasiswa mampu memahami etiologi dari kanker serviks
3.      Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala dari kanker serviks
4.      Mahasiswa mampu memahami klasifikasi dari kanker serviks
5.      Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari kanker serviks
6.      Mahasiswa mampu memahami konsep keperawatan dari kanker serviks


C.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari kanker serviks ?
2.      Apa etiologi dari kanker serviks ?
3.      Apa tanda dan gejala dari kanker serviks ?
4.      Apa klasifikasi dari kanker serviks ?
5.      Apa patofisiologi dari kanker serviks ?
6.      Apa konsep keperawatan dari kanker serviks ?





BAB II
KONSEP DASAR

1.      Pengertian
Carsinoma atau kanker adalah pertumbuhan ganas berasal dari jaringan epitel sedangkan serviks itu merupakan bagian dari rahim sebagai jalan lahir yang berbentuk silinder. Serviks uteri : leher rahim. Carsinoma serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, dimana pada keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh jaringan yang tumbuh secara terus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi, tidak berguna bagi tubuh sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya dan penyakit ini dapat terjadi berulang.

2.      Etiologi
Kanker serviks dan lesi prakanker adalah berasal dari kelamin maka beberapa faktor yang ditularkan melalui hubungan seksual dapat terlibat dalam proses inisiasi neoplastik. Ada dua factor yang perlu mendapat perhatian yaitu: infeksi virus, dan spermatozoa.
a.       Virus
Human Pappiloma Virus (HPV) adalah DNA virus yang menimbulkan proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa. Infeksi virus pappiloma sering terdapat pada wanita yang aktif secara seksual. HPV 6,11,42, 43 dan 44 jarang ditemukan pada neoplasma, sedang tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58 sering di temukan pada kanker dan lesi prankanker.
b.      Spermatozoa
Sel skuamosa metaplastik dapat memfagosit sisa-sisa sperma dan menghubungkannya dengan inti sel. Permukaan inti sel stroma dan subetipel terdiri dari jalinan DNA yang berhubungan dengan inti sel (nucleus) sehingga dapat mengontrol sintesis DNA.
  Factor Risiko
Factor risiko yang berhungan dengan  kanker serviks adalah aktivitas seksual pada usia muda (<16 tahun), hubungan seksual dengan multipatner , menderita HIV dan atau mendapat penyakit/ penekanan kenekanan kekebalan (immunoppressive) yang bersamaan dengan infeksi HPV, dan perempuan perokok.

3.      Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dini kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda-tanda dini yang tidak spesifik seperti secret vagina yang agak berlebihan dan kadang-kadang disertai dengan bercak perdarahan. Gejala umum yang sering terjadi berupa perdarahan pervaginam (pascasenggama, perdarahan di luar haid) dan keputihan.
Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang tidak berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil, atau buang air besar yang sakit. Gejala penyakit yang residif berupa nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan obstruksi ureter.

4.      Klasifikasi / Stadium
a. Tahap I disebut juga tahap inisiasi dan bahan atau agent yang dapat menimbulkan proses inisiasi ini disebut insiator. Pada tahap ini terjadi perubahan genetic yang menetap, dan perubahan yang terjadi adalah irreversible.
b. Tahap II, disebut juga promosi dan bahan yang dapat mempengaruhi promosi disebut promoter. Dalam tahap ini terjadi perubahan sehingga timbul permulaan kanker. Untuk terjadinya perubahan ini diperlukan pengaruh promoter yang berulang-ulang dan jangka waktu yang lama, dan biasanya bekerja pada jaringan tertentu. Tahap ini reversible artinya kalau promoter dihilangkan maka risiko terjadinya kanker dapat hilang.
c. Tahap III, disebut juga tahap progresif, dan terjadi pertumbuhan tumor, dapat meluas dan beranak sebar.

Stadium
Stadium kanker serviks ditetapkan secara klinis, stadium klinis menurut FIGO membutuhkan pemeriksaan pelvic, jaringan serviks (biopsy konisasi untuk stadium IA dan biopsy jaringan serviks untuk stadium klinik lainnya), foto paru-paru, pielografi intravena. Untuk kasus-kasus stadium lebih lanjut diperlukan pemeriksaan sistoskopi, proktoskopi, dan barium enema.
Stadium 0        : karsinoma insitu, karsinoma intraepithelial.
Stadium I        : karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran di korpus     uteri diabaikan)
Stadium I A    :invasi kanker ke stroma hanya dapat di diagnose secara mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat dapat secara mikroskopik walau hanya dengan invasi yang supervisial di kelompokan pada  stadium IB
I A1     :invasi ke stroma dengan dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm  dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm.
I A2     : Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan           perluasan horizontal tidak lebih dari 7 mm.
StadiumI B     : lesi yang terbatas pada serviks atau secara mikroskopik lesi lebih luas dari stadium I A2.
I B1     : lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi tersebar.
I B2     : lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II       :tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum mengenai                      dinding panggul atau sepertiga distal/bawah vagina
II A     : tanpa invasi ke parametrium
II B     : sudah menginvasi parametrium
StadiumIII      : tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau mengenai sepertiga bawah vagina dan/ atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak  berfungsinya ginjal
III A    : tumor telah meluar ke sepertiga vagina dan tidak invasi ke                                      parametrium tidak sampai dinding panggul
III B :tumor telah meluar ke dinding panggul dan/ atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
Stadium IV     : tumor telah meluas dari organ reproduksi
IV A   : tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/atau ke luar dari rongga panggul minor
IV B    : metastasis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma dengan                                     kedalaman 3 mm atau kurang dari membrane

5.      Patofisiologi
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali dengan adanya perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia tidak melibatkan seluruh lapisan epitel serviks, yang dibagi menjadi displasia ringan, sedang dan berat. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regresi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Displasia adalah neoplasma serviks intraepitel (CIN). Tingkatan adalah CIN 1 (displasia ringan), CIN 2 (displasia sedang), CIN 3 (displasia berat dan insitu).
Dalam jangka waktu 7 – 10 tahun, perkembangan tersebut menjadi bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif, carsinoma insitu yang diawali fase statis dalam waktu 10 – 12 bulan berkembang menjadi bentuk invasi pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofilik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks. Para metrium dan pada akhirnya dapat meluas ke arah segmen bawah uterus dan cavum uterus. Penyebab kanker ditentukan oleh stadium dan ukuran tumor, jenis histologik dan ada tidaknya invasi ke pembuluh darah, anemis, hipertensi dan adanya demam.

6.      Pelaksanaan : medik dan prinsip perawatan
a. Sitologi, dengan cara Pap smear untuk pemeriksaan penyaring guna mendeteksi perubahan neoplastik.
b. Kolposkopi untuk mengarahkan tindakan biopsi pada daerah abnormal untuk mengambil contoh jaringan.
c. Servikografi.
 Pemeriksaan visual langsung.
d. Gineskopi.
 e. Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif).
 



BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A.    Data Fokus
1.      Aktivitas/Istirahat
Gejala        :
1.      Kelemahan dan atau keletihan
2.      Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari.
3.      adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, keringat malam
4.      Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan
5.      Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi
2.      Sirkulasi
Gejala        : Palpitasi,nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : Perubahan pada TD
3.      Integritas Ego
Gejala        : Faktor stress (keuangan,pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (mis: merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal: alopecia, lesi cacat, pembedahan
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi
4.      Makanan Dan Minuman
Gejala        : Kebiasaan diet buruk (misal: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet) Anoreksia, mual/muntah Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan: penurunan berat badan hebat, kakeksia, berkurangnya massa otot
Tanda        : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema
5.      Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope


6.      Nyeri Atau Kenyamanan
Gejala : adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit)
7.      Pernafasan
Gejala        : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)
Pemajanan abses
8.      Keamanan
Gejala        : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen Pemajanan matahari lama/berlebihan
Tanda        : Demam Ruam kulit, ulserasi
9.      Seksualitas
Gejala : perubahan pola respon seksual, keputihan, perdarahan sehabis senggema
10.  Interaksi Sosial
Gejala : ketidaknyamanan atau kelemahan system pendukung

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko kekurangan volume cairan.
2.      Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat, pemejanan terhadap pathogen meningkat
3.      Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur pengobatan
4.      Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum, tirah baring
5.      Gangguan citra tubuh b.d tahapan perkembangan penyakit dan terapi penyakit (post kemoterapi)

C.     Perencanaan
1.      Resiko kekurangan volume cairan.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan keseimbangan cairan pasien terpenuhi

Kriteria hasil :
-                           Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
-                           Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
-                           Tidak ada tanda tanda dehidrasi, elasitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlrbihan 


Intervensi :
-                Monitor vital sign
-                Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
-                Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
-                Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-                Kolaborasi dengan dokter

2.      Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat, pemejanan terhadap pathogen meningkat
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam 3x24 jam pasien tidak terjadi penyebaran infeksi dan dapat menjaga diri dari infeksi
Kriteria hasil :
-              Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
-              Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
-              Jumlah leukosit dalam batas normal

Intervensi :
-              Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
-              Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
-              Tingkatkan intake nutrisi
-              Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
-              Ajarkan cara menghindari infeksi
-              Kolaborasi untuk pemberian antibiotic

3.      Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur pengobatan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam kecemasan pasien hilang atau berkurang

Kriteria hasil :
-              Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
-              Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas
-              Vital sign dalam batas normal

Intervensi :
-              Identifikasi tingkat kecemasan
-              Monitor TTV
-              Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
-              Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi
-              Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

4.      Intoleransi aktifitas b.d kelemahan umum, tirah baring
Tujuan :
Setelah dilakukan tindkan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas
Kriteria hasil :
-              Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
-              Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
      Intervensi:
-              Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
-              Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
-              Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan
-              Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dlam merencanakan program terapi yang tepat

5.      Gangguan citra tubuh b.d tahapan perkembangan penyakit dan terapi penyakit (post kemoterapi)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat menghargai dirinya

Kriteria hasil :
-              Body image positif
-              Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
-              Mendeskripsika secara factual perubahan fungsi tubuh

     Intervensi :
-              Monitor frekuensi mengkritik dirinya
-              Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
-              Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
-              Dorong klien mengungkapkan perasaannya



DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta

Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta

Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001

…………….2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA : 2000/01 PSIK.FK. Unair, Surabaya

Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta















 

No comments:

Post a Comment