ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN “PENYAKIT JANTUNG KORONER”
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Penyakit kardiovaskuler merupakan ancaman paling
serius pada kehidupan dan keselamatan manusia.
Penyakit kardiovaskuler saat ini menempati urutan
pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia. Survey kesehatan rumah tangga
yang dilakukan secara berkala oleh Departemen Kesehatan menunjukkan
bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan kontribusi
sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993dan meningkat menjadi 24,4%
pada tahun 1998.
Salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi adalah infark
miokard akut (IMA). Sebagian besar kematian pada infark miokard akut terjadi
dalam waktu yang tidak terlalu lama setelah muncul gejala. Setiap tahun
1.500.000 orang mengalami infark miokard yang
mengakibatkan 540.000 kematian 2/3 dari semua kematian kardiovaskuler
dihubungkan dengan arteriosclerosis dan ½ kematian terjadi dalam 2 jam dari
gejala awitan dan sebelum dirawat di Rumah Sakit .
Miokard infark disebabkan oleh iskemik
yang lama akibat ketidak seimbangan antara suplay O2 dengan kebutuhan. Iskemik yang lama ini
menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki lagi sehingga menyebabkan
kematian otot. Banyak faktor yang dapat berkontribusi
terhadap ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplay O2, penyebab paling sering adalah trombosis pada
arteri koroner.
Berdasarkan hasil penelitian Dewood
dan teman-temannya bahwa 87% pasien yang mengalami onset gejala miokard infark dalam 4 jam I, sudah terbentuk
sumbatan thrombus dan insiden sumbatan oleh thrombus dapat menurun sampai
dengan 655 dalam 12-24 jam jika mendapat penanganan yang tepat.
Untuk
menurunkan angka kematian akibat ini, kesadaran masyarakat dalam
mengenali gejala-gejala infark miokard akut dan kesigapan untuk segera
membawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat perlu ditingkatkan. Selain
itu petugas kesehatan juga dituntut untuk terlatih menangani penderitasesuai
dengan strategi penatalaksanaan yang baik.
2. TUJUAN
PENULISAN
1.
Mengetahui definisi Penyakit Jantung Koroner.
2.
Mengetahui anatomi fisiologi jantung.
3.
Mengetahui
etiologi Penyakit Jantung Koroner.
4.
Mengetahui manifestasi klinis pada Penyakit Jantung Koroner..
5.
Mengetahui patofisiologi Penyakit Jantung Koroner.
6.
Mengetahui
pathway Penyakit Jantung Koroner.
7.
Mengetahui
komplikasi Penyakit Jantung Koroner.
8.
Mengetahui penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner.
9.
Mengetahui asuhan keperawatan Penyakit Jantung Koroner.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
1. DEFINISI
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
adalah penyakit yang dapat di cegah dengan mengendalikan factor resiko yang
sebagian besar merupakan perilaku gaya
hidup. (Kapita Selekta Jilid 2 hal 223).
Penyakit Jantung Koroner adalah
disebabkan oleh aterosklerosis yang merupakan suatu kelainan degeneratif yang
dipengaruhi oleh adanya faktor resiko. (Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I).
Penyakit
Jantung Koroner (PJK) adalah
suatu penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh
koroner, berupa
penyempitan pembuluh darah sebagai akibat dari pengerasan dinding pembuluh
darah oleh adanya penimbunan lemak berlebih (www.Promosi Kesehatan.Com).
2. ANATOMI-FISIOLOGI
JANTUNG
Jantung terletak di
dalam rongga mediastinum dari rongga dada (toraks),
diantara kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium,
yang terdiri atas 2 lapisan :
·
Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada
tulang dada dan selaput paru.
·
Perikardium viselaris, yaitu lapisan permukaan dan
jantung itu sendiri, yang juga
disebut epikadrium.
Diantara kedua lapisan tersebut,
terdapat sedikit cairan pelumas yang berfungsi
mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak
jantung saat memompa.
Cairan ini disebut cairan pericardium.
Ø Struktur Jantung
Dinding jantung terdiri dari 3
lapisan, yakni:
1. Lapisan
luar disebut epikadrium atau perikadrium
viselaris.
2. Lapisan
tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3. Lapisan
dalam disebut pericardium.
Ø
Ruang-ruang
jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang
berdinding tipis disebut atrium
(serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel
(bilik).
- Atrium
a. Atrium kanan berfungsi sebagai
penampungan (reservoir) darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena dan kava
superior, vena kava inferior. Serta sinus koronarius
yang berasal dari jantung sendiri. Kemudian
darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru.
b. Atrium kiri menerima darah
yang kaya oksigen kedua paru
melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri,dan selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat, yang
disebut septum atrium.
- Ventrikel
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan
alur-alur otot yangdisebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut
muskulus papilaris
dihubungkan dengan tepi daun katup atrio ventikuler
oleh serat-serat yang disebut korda tendinae.
a. Ventrikel kanan
menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
b.Ventrikel kiri menerima darah dari
atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta.
Ø Katup-katup
Jantung
1.
Katup artrio ventikuler
Oleh karena letaknya antara atrium
dan ventrikel, maka disebut katup atrio-ventrikuler.
Katup yang terletak diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan
mempunyai tiga buah daun katup, disebut
katup tricuspid. Sedangkan katup yang letaknya diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup,
disebut katup mitral. Katup artrio ventikuler memungkinkan
darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastole
fentrikel, dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi).
- MANIFESTASI KLINIS
·
Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek
sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat, yang biasanya tak
menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan
aktivitas ringan.
·
Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram
di ekstremitas bawah, terjadi selama atau setelah olah raga, Peka
terhadap rasa dingin
·
Perubahan warna kulit.
·
Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris
menjalar ke lengan kiri.
·
Keringat dingin dan
berdebar-debar
·
Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher
rasa tercekik.
·
Denyut jantung lebih cepat
·
Mual dan muntah
·
kelemahan yang luar biasa
- ETIOLOGI
Penyakit
Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini
lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat,
perkapuran, pembekuan darah, dan
lain-lain yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini
akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran
darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius,dari Angina
Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di
kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa
faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
·
Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
·
Kadar Kolesterol HDL rendah
·
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
·
Merokok
·
Diabetes Mellitus
·
Kegemukan
·
Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
·
Kurang olahraga
·
Stress
Pria dan wanita dapat terkena
penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat diturunkan secara
turun temurun (keturunan).Anda bisa terkena penyakit jantung koroner jika anda
mepunyai berat badan yang berlebihan (over weight) atau
seseorang dengan tekanan darah tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa juga
menjadi penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner bersumber dari aneka
pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kebiasaan makan dengan
tinggi lemak dan kurangnya olahraga.
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung
koroner dapat di golongkan secara logis sebagai berikut:
1.
Sifat pribadi Aterogenik.
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentukan kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentukan kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).
2.
Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di
tentukan semaunya.
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).
3.
Faktor resiko kecil dan lainnya.
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).
- PATOFISIOLOGI
Manifestasi PJK disebabkan karena
ketidakseimbangan antara kebutuhan O2 sel otot jantung dengan masukannya.
Masukan O2 untuk sel otot jantung tergantung dari O2 dalam darah dan pembuluh
darah arteri koroner. Penyaluran O2 yang kurang dari arteri koroner akan
menyebabkan kerusakan sel otot jantung. Hal ini terutama disebabkan karena
proses pembentukan plak aterosklerosis (sumbatan di pembuluh darah koroner).
Sebab lainnya dapat berupa spasme (kontraksi) pembuluh darah atau kelainan
kongenital (bawaan).
Iskemia (kerusakan) yang berat dan
mendadak akan menimbulkan kematian sel otot jantung, yaitu disebut dengan
infark jantung akut yang ireversibel (tidak dapat sembuh kembali). Hasil dari
kerusakan ini juga akan menyebabkan gangguan metabolik yang akan berefek
gangguan fungsi jantung dengan manifestasi gejala diantaranya adalah nyeri
dada.
- PATHWAYS
- KOMPLIKASI
·
Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan
infark myocardium (kematian otot
jantung) karena persediaan darah tidak cukup.
·
Angina pectoris yang tidak stabil, syok dan
aritmia
·
Gagal jantung kongestif
·
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)
·
Diabetes
- PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
dibagi menjadi dua macam,yaitu:
a.
Umum
1.
Penjelasan mengenai penyakitnya; pasien biasanya
tertekan, khawatir terutama untuk melakukan aktivitas.
2.
Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis
dengan keadaan sekarang.
3.
Pengendalian faktor risiko.
4.
Pencegahan sekunder.
Karena umumnya sudah terjadi
arteriosklerosis di pembuluh darah lain, yang akan berlangsung terus, obat
pencegahan diberikan untuk menghambat proses yang ada. Yang sering dipakai
adalah aspirin dengan dosis 375 mg, 160 mg, 80mg.
5.
Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia
akut, agar tak terjadi iskemia yang lebih berat sampai infark
miokardium.Misalnya diberi O2.
b.
Mengatasi PJK yang terdiri
dari dari :
·
Medikamentosa
1.
Nitrat (N), yang dapat
di berikan parenteral, sublingual, buccal, oral, trans dermal
dan ada yang
dibuat lepas lambat. Yang terdiri dari
Gliseral Trinitrat (GTN) dan
Isosorbid 5 Mononitrat (ISMN).
2.
Berbagai jenis penyekat beta untuk mengurangi
kebutuhan oksigen. Ada yang bekerja cepat seperti pindolol dan pro-panolol. Ada
yang bekerja lambat seperti sotalol dan nadolol. Ada beta 1 selektif seperti
asebutolol, metoprolol dan atenolol.
3.
Antagonis Calsium (Ca A), juga terdiri
dari beberapa jenis baik dgunakan secara oral maupun parenteral. Umumnya
obat-obatan ini mengurangi kebutuhan O2 dan
menambah masuk (dilatasi koroner), ada yang
menurunkan HR seperti Verapamil dan diltiazem. Efek samping
utamanya seperti sakit kepala, edema kaki, bradikardia
sampai blokade jantung dan lain-lain. Obat-obat tersebut
dapat diberikan sendiri-sendiri atau kombinasi (2 atau 3 macam) bila
diperlukan.
·
Revaskularisasi
1.
Pemakaian trombolitik, biasanya
pada PJK akut seperti IJA. Rekanalisasi
dengan tromobolitik paling sering dilakukan pada PJK aktif terutama IJA
2.
Prosedur invasif non operatif, yaitu melebarkan arteri coronaria dengan balon.
3.
Operasi
(Coronary Artery Surgery CAS).
Beberapa macam Operasi adalah
sebagai berikut.
a.
Operasi Pintas
Koroner (CABG)
b.
Vena Saphena (Saphenous Vein)
c.
Arteria
mammaria internal
d.
Radialis
e.
Gastroepiploika
f.
Transmyocardial (laser) recanalization (TMR)
g.
Transplantasi jantung untuk kardiomopati iskemi
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN
- Pengkajian Keperawatan
A.
Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
B.
Sirkulasi
Mempunyai
riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
- Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
- Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
- Suara
jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
- Murmur
jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang
tidak berfungsi.
- Heart rate
mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
- Edema:
Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga
timbul dengan gagal jantung.
- Warna
kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
C.
Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
D.
Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
E.
Hygiene
perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
F.
Neuro sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
G.
Kenyamanan
– Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin.
– Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
– Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
– Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin.
– Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah.
– Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
H.
Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
I.
Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
J.
Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,
hipertensi, perokok.
2. Diagnose
keperawatan
1.
Nyeri berhubungan dengan penumpukan
asam laktat
ischemia miokardium.
2.
Gangguan rasa aman : Cemas b.d kurangnya pengetahuan
tentang penyakit.
3.
Curah jantung menurun b.d Perubahan kontraktilitas
miokardial atau perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi
jantung, perubahan struktural. (mis: kelainan katup, aneurisma ventrikel)
3. Intervensi
No
|
Diagnose
keperawatan
|
tujuan
|
intervensi
|
Rasional
|
Nyeri
berhubungan
Denganpenumpukan
asam laknat ischemia
miokardium
|
Setelah dulakukan
tindakan keperawatan selama 1X24 jam pasien tidak mengalami nyeri dengan
keriteria:
–
Pasien tidak mengeluh nyeri dada
–
Pasien tampak tenang dan dapat beristirahat
–
TTV dalam batas normal
–
Tekanan darah: 110-120/60-80 mm Hg
–
RR: 16 -20 X /menit
–
HR : 60 -100X . menit
–
T: 36,5-37,5 c
Keluaran
urin baik yaitu 1-2 cc /kg bb /jam
|
1. kaji
dokumentasi dan laporakan :
a. keluhan
pasien mengenai nyeri dada meliputi lokasi, radiasi durasi nyeri dan factor
yang memmpengaruhi nyeri
b.
efek nyeri dada pada perfusi hemodinamik kardiovaskuler terhadap
jantung,otak,ginjal.
2.
monitoring EKG
3.
monitoring TTV
4. Berikan
O2 sesuia kondisi pasien
5. berikan
posisi semifowler .
6.
Anjurkan pasien untuk bedrest total selama nyeri dada timbul.
7. berikan
lingkungan yang tenang aktifitas perlahan dan tindakan yang nyaman .
8. berikan
terapi sesuai program
|
1. data
tersebut dapat membantu menentukan penyebab dan efek nyeri dada serta
merupakan garis dasar untuk membandingkan gejala pasca terapi :
a. terapi
terdapat berbagai kondisi yang berhubungan dengan nyari dada terdapat temuan
klinik yang khas pada nyeri dada iskhemik
b. infark
mikard menurunkan kontraktilitas jantung dan komplience ventrikel dan dapat
menimbulkan disritmia (curah jantung menurun) mengakibatkan tekanan darah dan
perkusi jaringan menurun frekuensi jantung dapat meningkat sebagai mekanisme
kompensasi untuk mempertahankan curah jantung.
2.
mengetahui adanya perubahan gambaran EKG dan adanya komplikasi AMI.
3.
peningkatan TD HR,RR, menandakan nyeri yang sangat di rasakan oleh pasien.
4.terapi O2 dapat
meningkatkan suplay O2 ke
jantung ,
5.
membantu memaksimalkan komplience paru.
6. menurunkan konsumsi O2.
7.
menurunkan rangsang eksternal.
8. untuk
proses penyembuhan pasien.
|
|
2.
|
Gangguan
rasa aman : Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam pasien menunjukan:
-Pasien
ataupun kel;uarga tenang
-pasien
dan keluarga dapat mengetahui dan menyebutkan kembali tentang penyakit yang
di derita pasien cara pencegahan dan perawatannya.
|
1. berikan
penjelasan tentang factor-faktor resiko timbulnya CAD : merokok, diet tinggi
kolesterol , DM , Hipertensi , stress.
2. berikan
dukungan emosional: sikap hangat dan empati
3.
jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga.
4. berikan
penjelasan tentang perawatan pasien dirumah :
-Pengaruh
CAD
-Proses
penyembuhan
-Jenis-jenis
pengobatan
-Pengaruh
obat-obatan
-pembatasan
diet : rendah kolesterol
-olahraga
3/ seminggu : jogging , aerobic
-stop
merokok
-manajement
stress
-saat BAB
tidak mengejan
5. kaji
ulang tingkat cemas
|
1. dengan
mengetahui faktor resiko , pasien dan keluarga dapat mencegah dan
memodifikasi gaya hidup yang lebih sehat.
2. pasien
akan meraas dihargai.
3. dengan
mengetahui prosedur pasien dan keluarga akan berpartisipasi dalam melakukan
tindakan disamping itu juga dapat menurunkan tingkat cemas pasien.
4.
meningkatklan pengetahuan pasien
Dan
keluarga sehingga keluarga dapat mengantisipasi serangan ulang.
5. untuk
mengetahui dan mengevaluasi tingkat keberhasilan dari intervensi yang telah
dilakukan.
|
3
|
Curah
jantung menurun b.d Perubahan kontraktilitas miokardial atau perubahan
inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi jantung, perubahan
struktural. (mis: kelainan katup, aneurisma ventrikel)
|
setalah
dilakukan tindakan keperawatan, klien menunjukkan adanya penurunan curah
jantung.
Kriteria
Hasil:
– Frekuensi
jantung meningkat
– Status
Hemodinamik stabil
– Haluaran
Urin adekuat
– Tidak
terjadi dispnu
– Akral
Hangat
|
1. Auskultasi
nadi apical, kaji frekuensi, irama jantung.
2. Catat
bunyi jantung.
3. Palpasi
nadi perifer.
4. Pantau
tekanan darah.
5. Pantau
keluaran urine, catat penurunan keluaran, dan kepekatan atau konsentrasi
urine.
6. Kaji
perubahan pada sensori contoh: letargi, bingung, disorientasi, cemas dan depresi.
7. Berikan
istirahat semi recumbent (semi-fowler) pada tempat tidur.
8. Kolaborasi
dengan dokter untuk terapi, oksigen, obat jantung, obat diuretic dan cairan.
|
1.
Biasanya terjadi tachycardia untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas jantung.
2. S1 dan
s2 lemah, karena menurunnya kerja pompa S3 sebagai aliran ke dalam serambi
yaitu distensi. S4 menunjukkan inkopetensi atau stenosis katup.
3.Untuk
mengetahui fungsi pompa jantung yang sangat dipengaruhi oleh CO dan
pengisisan jantung.
4.Untuk
mengetahui fungsi pompa jantung yang sangat dipengaruhi oleh CO dan
pengisisan jantung.
5.Dengan
menurunnya CO mempengaruhi suplai darah ke ginjal yang juga mempengaruhi
pengeluaran hormone aldosteron yang berfungsi pada proses pengeluaran urine.
6.Menunjukkan
tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung.
7.Memperbaiki
insufisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen dan penurunan
venous return.
8.Membantu
dalam proses kimia dalam tubuh
|
DAFTAR
PUSTAKA
Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah.
Pajajaran Bandung.
Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B
Lippincott. Philadelpia.
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan
Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis.
Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.
Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung
Koroner. EGC Jakarta.
Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New
York.
Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger.
Philadelpia.
Morris D. C. et.al, The
Recognation and treatment of Myocardial Infarction and It’sComplication.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen
Kesehatan. Jakarta
terimakasih banyak untuk informasinya..
ReplyDeletepathway nya kok ga ada ya kak?
ReplyDelete