Saturday, November 14, 2015

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MALNUTRISI



ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MALNUTRISI


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang kurang mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa” dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat bahwa anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit cacingan.  
Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan  yang mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari malnutrisi ?
2.      Bagaimana etiologi pada malnutrisi ?
3.      Bagaimana patofisiologi dari malnutrisi ?
4.      Apa manifestasi klinis dari malnutrisi ?
5.      Apa pemeriksaan penunjang pada malnutrisi ?
6.      Apa saja komplikasi pada malnutrisi ?
7.      Apa penatalaksanaan medis/terapi pada malnutrisi ?
8.      Apa saja diagnosa yang muncul pada malnutrisi ?
9.      Bagaimana pengkajian pada malnutrisi ?
10.  Apa saja perencanaan pada malnutrisi ?
11.  Apa evaluasi dari malnutrisi ?
C.TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian dari malnutrisi.
2.      Mengetahui etiologi dari malnutrisi.
3.      Mengetahui patofisiologi/pathway dari malnutrisi.
4.      Mengetahui manifestasi klinis dari malnutrisi.
5.      Mengetahui pemeriksaan penunjang pada malnutrisi.
6.      Mengetahui komplikasi dari malnutrisi.
7.      Mengetahui penatalaksanaan medis/terapi pada malnutrisi.
8.      Mengetahui diagnosa yang muncul pada malnutrisi.
9.      Mengetahui pengkajian pada malnutrisi.
10.  Mengetahui perencanaan pada malnutrisi.
11.  Mengetahui evaluasi dari malnutrisi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif  atau absolute untuk periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002)
Malnutrisi (Gizi salah) adalah kesalahan pangan terutama terletak dalam ketidakseimbangan komposisi hidangan penyediaan makanan. (Akhmad Djaeni, 2004).
            Malnutrisi adalah suatu keadaan di mana tubuh mengalami gangguan terhadap absorbsi, pencernaan, dan penggunaan zat gizi untuk pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama marasmus dan kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein.
            Jadi, malnutrisi adalah suatu keadaan kurang nutrisi karena kekurangan konsumsi makanan dan ketidakseimbangan komposisi gizi makanan.

B.     ETIOLOGI
1.      Penyebab langsung
a.       Kurangnya asupan makanan
Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.
b.      Adanya penyakit
Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
2.      Penyebab tidak langsung
a.       Kurangnya ketahanan pangan keluarga
Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan.
b.      Kualitas perawatan ibu dan anak.
c.       Buruknya pelayanan kesehatan.
d.      Sanitasi lingkungan yang kurang.

C.    PATOFISIOLOGI/PATHWAY
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan. Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah menjadi karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi jika kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. Pada Malnutrisi, di dalam tubuh sudah tidak ada lagi cadangan makanan untuk digunakan sebagai sumber energi. Sehingga tubuh akan mengalami defisiensi nutrisi yang sangat berlebihan dan akan mengakibatkan kematian.


PATHWAY
Sosial ekonomi rendah            malabsorbsi     kegagalan melakukan sintesis nutrisi
           






                                              MALNUTRISI


                                                           
                                      Intake kurang dari kebutuhan

Defisiensi pengetahuan
                                                           
                                                Defisiensi nutrisi                    
                                                           


Hilangnya lemak                     daya tahan tubuh menurun                           produksi albumin turun                                                                                    
dibantalan kulit                                                                                               atrofi/pengecilan otot
                                                anoreksia                                                                    
turgor kulit  suhu tubuh turun       nafsu makan turun                        Keterlambatan pertumbuhan
menurun                                                                                  dan perkembangan
            Resiko hipotermi       Ketidakseimbangan nutrisi
                                                kurang dari kebutuhan        keadaan umum lemah
Kerusakan integritas kulit                                                                                                   
Resiko infeksi
                                                                                                Hambatan mobilitas fisik


         
D.    MANIFESTASI KLINIS
1.      Kelelahan dan kekurangan energi
2.      Pusing
3.      Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan infeksi)
4.      Kulit yang kering dan bersisik
5.      Gusi bengkak dan berdarah
6.      Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
7.      Berat badan kurang
8.      Pertumbuhan yang lambat
9.      Kelemahan pada otot
10.  Asites
11.  Tulang yang mudah patah
12.  Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Pemeriksaan darah, umumnya didapatkan hasil :
-          Hb dan eritrosit menurun.
Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sum-sum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.
-          Leukosit normal, menurun, atau meningkat.
-          Kadar albumin rendah.
-          Kadar glukosa darah rendah.
-          Kadar kolesterol serum rendah.
b.      Pemeriksaan urin, umumnya didapatkan hasil :
-          Berat jenis urin.
-          pH urin.
-          Ketonuria.
-          Ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin turun.
2.   Pemeriksaan Chest X- Ray : Pembesaran hepar dan lien.
3.   Pemeriksaan Radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru.

F.     KOMPLIKASI
-          Syok
-          Hipoglikemi
-          Hipertermi
-          Septikemia
-          Infeksi
-          Dehidrasi
-          Gangguan keseimbangan elektrolit, asam basa
-          Jangka panjang: berkurangnya potensi tumbuh kembang

G.    PENATALAKSANAAN MEDIS/TERAPI
1. Tahap awal
yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena:
a. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%.
b. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari.
c. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
d. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.
 2. Tahap kedua yaitu penyesuaian.
Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan.
Keadaan shock memerlukan tindakan secepat mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan
dikarenan anak tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama. Memberikan makanan per oral dapat menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dan diperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase.

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang
2.      Resiko hipotermi berhubungan dengan hilangnya lemak dibantalan kulit
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
5.      Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan malnutrisi
6.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan umum lemah
7.      Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi

I.       PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.
b.      Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, dan status gizi (lebih, baik, kurang, buruk). Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif lama).
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan anggota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
2.      Pengkajian Fisik
Pengkajian secara umum dilakukan dengan metode head to toe yang meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.

J.      PERENCANAAN

Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
1.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang
NOC
a.       Status nutrisi
b.      Status nutrisi:masukan cairan dan makanan
c.       Status nutrisi:masukan nutrisi
d.      Kontrol berat badan
Kriteria hasil:
a.       Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b.      Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c.       Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d.      Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
e.       Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
Manajemen nutrisi
a.       Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
b.      Kaji adanya alergi makanan
c.       Berikan makanan yang terpilih(sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
d.      Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
e.       Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
f.       Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
g.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Monitor nutrisi
a.       BB pasien dalam batas normal
b.      Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
c.       Monitor adanya penurunan berat badan
d.      Monitor turgor kulit
e.       Monitor mual, muntah
2.      Resiko hipotermi berhubungan dengan hilangnya lemak dibantalan kulit






















NOC
a.       Thermoregulasi
b.      Thermoregulasi:neonatus
Kriteria hasil:
a.       Suhu tubuh dalam rentang normal
b.      Nadi dan RR dalam rentang normal

NIC
a.       Monitor suhu minimal setiap 2 jam
b.      Monitor TDn nadi dan RR
c.       Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
d.      Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
e.       Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
f.       Berikan anti piretik jika perlu

3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi
NOC
a.       Integritas tissue:kulit dan membran mukosa
b.      Akses hemodialis
Kriteria hasil:
a.       Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
b.      Tidak ada luka/lesi pada kulit
c.       Perfusi jaringan baik
NIC
Manajemen tekanan
a.       Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
b.      Hindari kerutan pada tempat tidur
c.       Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
d.      Monitor kulit akan adanya kemerahan
e.       Mobilisasi pasien setiap dua jam sekali
f.       Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
g.      Monitor status nutrisi pasien
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
NOC
a.       Status imun
b.      Pengetahuan:kontrol infeksi
c.       Kontrol resiko
Kriteria hasil:
a.       Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b.      Jumlah leukosit dalam batas normal antara 5000-10000
NIC
Kontrol infeksi
a.       Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
b.      Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
c.       Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
d.      Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
e.       Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
f.       Tingkatkan intake nutrisi
g.      Berikan terapi antibiotik bila perlu
5.      Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan malnutrisi
NOC
a.       Pertumbuhan dan perkembangan, keterlambatan
b.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
Kriteria hasil:
a.       Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya
b.      Status nutrisi seimbang
NIC
Peningkatan perkembangan anak
a.       Berikan perawatan yang konsisten
b.      Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
c.       Manajemen nutrisi
d.      Kaji keadekuatan asupan nutrisi
e.       Pantau kecenderungan kenaikan dan penurunan berat badan
Terapi nutrisi
a.       Memantau makanan/cairan tertelan dan menghitung asupan kalori harian
b.      Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi yang sesuai



6.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan umum lemah
NOC
a.       Perpindahan:aktif
b.      Level mobilitas
c.       Perawatan diri:ADL
d.      Penampilan pindah
Kriteria hasil:
a.       Klien meningkat dalam aktivitas fisik
b.      Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
c.       Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah


NIC
Terapi latihan:ambulasi
a.       Monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
b.      Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
c.       Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
d.      Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADL pasien
e.       Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kebutuhan




7.      Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi

NOC
a.       Pengetahuan:proses penyakit
b.      Pengetahuan:kebiasaan hidup sehat
Kriteria hasil:
a.       Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan program pengobatan

NIC
a.       Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
b.      Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
c.       Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
d.      Diskusikan pilihan terapi atau penanganan









K.    EVALUASI
1.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang
-          Terjadi peningkatan berat badan
-          Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
2.      resiko hipotermi berhubunga dengan hilangnya lemak dibantalan kulit
-          Suhu tubuh dalam rentang normal
-          Nadi dan RR dalam rentang normal
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi
-          Integritas kulit dapat dipertahankan
-          Tidak ada luka/lesi
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun
-          Tidak ada tanda dan gejala infeksi
-          Leukosit dalam batas normal
5.      Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan malnutrisi
-          Anak berfungsi seimbang sesuai tingkatannya
-          Status nutrisi seimbang
6.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keadaan umum lemah
-          Klien meningkat dalam aktivitas fisik
-          Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
7.      Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
-          Pasien dan keluarga paham tentang penyakit dan program pengobatan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Malnutrisi adalah suatu keadaan kurang nutrisi karena kekurangan konsumsi makanan dan ketidakseimbangan komposisi gizi makanan.
            Tanda dan gejala dari malnutrisi antara lain: Kelelahan dan kekurangan energi, pusing, sistem kekebalan tubuh yang rendah, kulit yang kering dan bersisik, gusi bengkak dan berdarah, gigi yang membusuk, sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat, berat badan kurang, pertumbuhan yang lambat, kelemahan pada otot, perut kembung, tulang yang mudah patah, dan terdapat masalah pada fungsi organ tubuh.
            Pemeriksaan penunjang:
1.      Pemeriksaan Laboratorium: Pemeriksaan darah dan urin.
2.      Pemeriksaan Chest X- Ray: Pembesaran hepar dan lien.
3.      Pemeriksaan Radiologis: Untuk menemukan adanya kelainan pada paru.


DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 2
A. A Hidayat Alimul.2006.pengantar ilmu keperawatan anak.Jakarta:Salemba Medika
Behrman E Richard.2003.ilmu kesehatan anak edisi 15.Jakarta:EGC
Nelson.1990.ilmu kesehatan anak.Jakarta:EGC
Nursalam, Susilaningrum, Rekawati, Utami, Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat Dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika.
Suriadi,dkk.2010.asuhan keperawatan pada anak.Jakarta:Sagung Seto

No comments:

Post a Comment