Wednesday, November 4, 2015

Pengkajian pada sistem musculoskeletal



Pengkajian pada sistem musculoskeletal

Pendahuluan

-          Pengkajian pada sistem musculoskeletal dapat bersifat umum
-          Pengkajiannya meliputi evaluasi status fungsional klien, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri secara mandiri
-          Aspek pengkajian dapat mengevaluasi kebiasaan olahraga dan aktivitas rekreasi klien
Riwayat
-          Data biografi dan data demografi
Contoh: mengetahui tempat tinggal klien, transportasi yang digunakan, jenis pekerjaan, aktivitas.
-          Keluhan utama
Manifestasi klinis yang sering dikeluhkan klien adalah nyeri, kaku sendi, perubahan sensori, pembengkakan, terbatasnya atau deformitas pada rentang gerak (ROM) dan infeksi.
Manifestasi klinis
1.      Nyeri
-          Pengkajian nyeri dianggap sebagai tanda – tanda vital kelima
-          Metode pengkajian nyeri dengan skala 0 – 10
-          Nyeri tumpul mengindikasikan kram otot, nyeri tajam dapat mengindikasikan fraktur atau infeksi, nyeri yang berdenyut sering kali terkait dengan masalah tulang.
-          Yang dikaji: lokasi, durasi, penyebaran nyeri, factor yang dapat menurunkan dan meningkatkan rasa nyeri, ada atau tidak ada nyeri
2.      Kaku sendi
-          Kelemahan otot yang terkait dapat mengindikasikan adanya gangguan neuromoskular
-          Perhatian adanya krepitus (suara gemeretak yang dihasilkan pada rentang gerak tertentu)
-          Keterlibatan lebih dari satu sendi menunjukkan masalah sistemik
3.      Riwayat nyeri punggung atau cedera
-          Lokasi cedera/nyeri punggung
-          Termasuk di dalamnya rasa kesemutan, rasa terbakar, nyeri yang menyebar, kehilangan sensasi, serta kelemahan.
-          Pembengkakan pasca operasi, fraktur, dan tumor adalah contoh kondisi yang menyebabkan perubahan sensori
-          Pembengkakan serta nyeri sering kali menyertai cidera pada tulang dan otot
-          Pelepasan atau pemasangan gips yang baru dilakukan dapat menyebabkan pembengkakan sementara pada tungkai yang digips.
4.      Deformitas dan keterbatasan rentang gerak
-          Onset yang bertahap dapat mengindikasikan tumor yang tersembunyi, sementara deformitas yang terjadi secara tiba – tiba menunjukkan kemungkinan fraktur.
-          Berhubungan dengan posisi tertentu
-          Hubungan dengan aktivitas
5.      Infeksi: kemerahan, bengkak, peningkatan temperature, nyeri dan drainase yang berbau busuk
-          Nyeri b.d pembengkakan dan cedera dan jika tidak berkaitan dengan pembengkakan ketika elevasi tidak meredakan nyeri, pertimbangkan kemungkinan terjadinya Sindrom Kompartemen

Tinjauan sistem
1.      Meliputi: riwayat medis, riwayat operasi, alergi medikasi, kebiasaan diet, riwayat social, dan riwayat keluarga
2.      Tanyakan: nyeri otot, spasme atau nyeri tekan, nyeri sendi, kekakuan, pembengkakan atau kemerahan, kelamahan, keterbatasan pergerakan, canggung, krepitus, nyeri puggung, dan perubahan pada sendi dan tulang
3.      Riwayat operasi (prosedur pembedahan sebelumnya, penggantian sendi)
4.      Kebiasaan diet (menu harian, asupan kalsium, penambahan atau pengurangan BB dalam waktu dekat)
5.      Riwayat social (aktivitas dan kebiasaan sehari – hari, aktivitas kerja harian, frekuensi olahraga)
6.      Riwayat keluarga (arthritis, osteoporosis spondilitis ankilosis, asam urat, gangguan pada tulang belakang)

Pemeriksaan fisik
1.      Pengkajian umum muskuloskeletal
-          Meliputi observasi dari cara berjalan, mobilitas tubuh, postur, pergerakan sendi secara umum dan keseimbangan klien
-          Observasi pergerakan dan cara berjalan, kaji tanda – tanda ketidaknyamanan, kekakuan sendi atau kelemahan otot, kurangnya koordinasi, deformitas atau pincang
-          Cara berjalan harus dievaluasi saat menggunakan sepatu dan tidak menggunakan sepatuà koordinasi dan keseimbangan
-          Posisi dudukà kaji kepala leher bahu dan ekstermitas atas
-          Posisi berdiri à kaji dada, punggung, pelvis, observasi bentuk tubuh, kontur tubuh, posisi tubuh, dan tulang belakang bagian servikal, torakal dan lumbal
-          Posisi terlentang à kaji punggung, lutut, pergelangan kaki, dan kaki untuk posisi kesimetrisan dan deformitas.
2.      Pengkajian sistem neurovaskuler
-          Pengkajian neurovaskuler, penting karena resiko tinggi iskemia, deformitas, atau kehilangan fungsi pada ekstermitas yang terpengaruh
-          Pengkajian meliputi: nyeri, palor, denyut nadi, suhu, capillary refill, parestesia, mobilitas sendi yang terkena
-          Dingin, palor, atau sianosis dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi
-          Cek denyut nadi dan pengisian kapiler secara bilateral untuk mengetahui apakah suplai darah adekuat.
3.      Pengkajian saraf perifer
-           Pengujian pada fungsi dan sensasi saraf di saraf perifer mayor harus dilakukan dengan menutup mata.
-          Klien harus mampu mendemonstrasikan rentang pergerakan aktif pada sendi tertentu sesuai dengan permintaan.
-          Lakukan pengkajian seperti pengisian kapiler, warna, denyut nadi, dan suhu kulit untuk pengkajian saraf perifer.
4.      Pengkajian kekuatan otot
-          Deltoid: dorong lengan klien ketika diangkat dank lien menahan dorongan
-          Bisep: pegang lengan klien dalam posisi ekstensi saat lengan dalam posisi ekstensi penuh dan memfleksikan lengan
-          Trisep: pertahankan lengan klien dalam posisi fleksi dan klien mengekstensikan lengan.
-          Otot pergelangan tangan dan jari tangan: dorong jari – jari tangan klien secara bersama – sama dan klien berusaha menegangkan jari da menahan dorongan
-          Kekuatan genggam: tarik telunjuk dan jari tengah anda dari genggaman klien
-          Otot panggul: pegang tungkai klien dan ekstensikan serta minta klien untuk mengangkatnya dari meja (klien terlentang)
-          Hamstring: luruskan lutut klien sembari klien terlentang dengan lutut difleksikan dan menahan gerakan
-          Kuadrisep: fleksikan lutut klien terlentang dengan lutut setengah ekstensi dan menahan dorongan.

Uji diagnostik
Non invasif:
-          Sinar X : alat skrining untuk mengetahui adanya masalah skeletal
-          MRI (Magnetic Resonance Imaging): menghasilkan gambaran lebih jelas akan jaringan lunak pada tulang
-          CAT (Computed Axial Tomography): membantu mengetahui adanya tumor

Uji laboratorium
1.      Protein C-Reaktif (CRP), laju sedimentasi eritrosit factor rheumatoidà tanda inflamasi, infeksi, masalah autoimun sistemik.
2.      Penghitungan sel darah lengkapà digunakan untuk mendeteksi adanya manifestasi anemia, untuk klien yang menggunakan terapi NSAID jangka lama dapat menyebabkan abnormalitas pada metabolisme mineral.
 

No comments:

Post a Comment