Pengkajian pada sistem musculoskeletal
Pendahuluan
-
Pengkajian pada sistem musculoskeletal dapat bersifat umum
-
Pengkajiannya meliputi
evaluasi status fungsional klien, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari –
hari, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri secara mandiri
-
Aspek pengkajian dapat
mengevaluasi kebiasaan olahraga dan aktivitas rekreasi klien
Riwayat
-
Data biografi dan data
demografi
Contoh:
mengetahui tempat tinggal klien, transportasi yang digunakan, jenis pekerjaan,
aktivitas.
-
Keluhan utama
Manifestasi
klinis yang sering dikeluhkan klien adalah nyeri, kaku sendi, perubahan
sensori, pembengkakan, terbatasnya atau deformitas pada rentang gerak (ROM) dan
infeksi.
Manifestasi
klinis
1. Nyeri
-
Pengkajian nyeri
dianggap sebagai tanda – tanda vital kelima
-
Metode pengkajian nyeri
dengan skala 0 – 10
-
Nyeri tumpul
mengindikasikan kram otot, nyeri tajam dapat mengindikasikan fraktur atau
infeksi, nyeri yang berdenyut sering kali terkait dengan masalah tulang.
-
Yang dikaji: lokasi,
durasi, penyebaran nyeri, factor yang dapat menurunkan dan meningkatkan rasa
nyeri, ada atau tidak ada nyeri
2. Kaku
sendi
-
Kelemahan otot yang
terkait dapat mengindikasikan adanya gangguan neuromoskular
-
Perhatian adanya
krepitus (suara gemeretak yang dihasilkan pada rentang gerak tertentu)
-
Keterlibatan lebih dari
satu sendi menunjukkan masalah sistemik
3. Riwayat
nyeri punggung atau cedera
-
Lokasi cedera/nyeri
punggung
-
Termasuk di dalamnya
rasa kesemutan, rasa terbakar, nyeri yang menyebar, kehilangan sensasi, serta
kelemahan.
-
Pembengkakan pasca
operasi, fraktur, dan tumor adalah contoh kondisi yang menyebabkan perubahan
sensori
-
Pembengkakan serta
nyeri sering kali menyertai cidera pada tulang dan otot
-
Pelepasan atau
pemasangan gips yang baru dilakukan dapat menyebabkan pembengkakan sementara
pada tungkai yang digips.
4. Deformitas
dan keterbatasan rentang gerak
-
Onset yang bertahap
dapat mengindikasikan tumor yang tersembunyi, sementara deformitas yang terjadi
secara tiba – tiba menunjukkan kemungkinan fraktur.
-
Berhubungan dengan
posisi tertentu
-
Hubungan dengan
aktivitas
5. Infeksi:
kemerahan, bengkak, peningkatan temperature, nyeri dan drainase yang berbau
busuk
-
Nyeri b.d pembengkakan
dan cedera dan jika tidak berkaitan dengan pembengkakan ketika elevasi tidak
meredakan nyeri, pertimbangkan kemungkinan terjadinya Sindrom Kompartemen
Tinjauan
sistem
1. Meliputi:
riwayat medis, riwayat operasi, alergi medikasi, kebiasaan diet, riwayat
social, dan riwayat keluarga
2. Tanyakan:
nyeri otot, spasme atau nyeri tekan, nyeri sendi, kekakuan, pembengkakan atau
kemerahan, kelamahan, keterbatasan pergerakan, canggung, krepitus, nyeri
puggung, dan perubahan pada sendi dan tulang
3. Riwayat
operasi (prosedur pembedahan sebelumnya, penggantian sendi)
4. Kebiasaan
diet (menu harian, asupan kalsium, penambahan atau pengurangan BB dalam waktu
dekat)
5. Riwayat
social (aktivitas dan kebiasaan sehari – hari, aktivitas kerja harian,
frekuensi olahraga)
6. Riwayat
keluarga (arthritis, osteoporosis spondilitis ankilosis, asam urat, gangguan
pada tulang belakang)
Pemeriksaan
fisik
1. Pengkajian
umum muskuloskeletal
-
Meliputi observasi dari
cara berjalan, mobilitas tubuh, postur, pergerakan sendi secara umum dan
keseimbangan klien
-
Observasi pergerakan
dan cara berjalan, kaji tanda – tanda ketidaknyamanan, kekakuan sendi atau
kelemahan otot, kurangnya koordinasi, deformitas atau pincang
-
Cara berjalan harus
dievaluasi saat menggunakan sepatu dan tidak menggunakan sepatuà
koordinasi dan keseimbangan
-
Posisi dudukà
kaji kepala leher bahu dan ekstermitas atas
-
Posisi berdiri à
kaji dada, punggung, pelvis, observasi bentuk tubuh, kontur tubuh, posisi
tubuh, dan tulang belakang bagian servikal, torakal dan lumbal
-
Posisi terlentang à
kaji punggung, lutut, pergelangan kaki, dan kaki untuk posisi kesimetrisan dan
deformitas.
2. Pengkajian
sistem neurovaskuler
-
Pengkajian
neurovaskuler, penting karena resiko tinggi iskemia, deformitas, atau
kehilangan fungsi pada ekstermitas yang terpengaruh
-
Pengkajian meliputi:
nyeri, palor, denyut nadi, suhu, capillary refill, parestesia, mobilitas sendi
yang terkena
-
Dingin, palor, atau
sianosis dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi
-
Cek denyut nadi dan
pengisian kapiler secara bilateral untuk mengetahui apakah suplai darah
adekuat.
3. Pengkajian
saraf perifer
-
Pengujian pada fungsi dan sensasi saraf di
saraf perifer mayor harus dilakukan dengan menutup mata.
-
Klien harus mampu
mendemonstrasikan rentang pergerakan aktif pada sendi tertentu sesuai dengan permintaan.
-
Lakukan pengkajian
seperti pengisian kapiler, warna, denyut nadi, dan suhu kulit untuk pengkajian
saraf perifer.
4. Pengkajian
kekuatan otot
-
Deltoid: dorong lengan
klien ketika diangkat dank lien menahan dorongan
-
Bisep: pegang lengan
klien dalam posisi ekstensi saat lengan dalam posisi ekstensi penuh dan
memfleksikan lengan
-
Trisep: pertahankan
lengan klien dalam posisi fleksi dan klien mengekstensikan lengan.
-
Otot pergelangan tangan
dan jari tangan: dorong jari – jari tangan klien secara bersama – sama dan
klien berusaha menegangkan jari da menahan dorongan
-
Kekuatan genggam: tarik
telunjuk dan jari tengah anda dari genggaman klien
-
Otot panggul: pegang
tungkai klien dan ekstensikan serta minta klien untuk mengangkatnya dari meja
(klien terlentang)
-
Hamstring: luruskan
lutut klien sembari klien terlentang dengan lutut difleksikan dan menahan
gerakan
-
Kuadrisep: fleksikan
lutut klien terlentang dengan lutut setengah ekstensi dan menahan dorongan.
Uji
diagnostik
Non
invasif:
-
Sinar X : alat skrining
untuk mengetahui adanya masalah skeletal
-
MRI (Magnetic Resonance
Imaging): menghasilkan gambaran lebih jelas akan jaringan lunak pada tulang
-
CAT (Computed Axial
Tomography): membantu mengetahui adanya tumor
Uji
laboratorium
1. Protein
C-Reaktif (CRP), laju sedimentasi eritrosit factor rheumatoidà
tanda inflamasi, infeksi, masalah autoimun sistemik.
2. Penghitungan
sel darah lengkapà
digunakan untuk mendeteksi adanya manifestasi anemia, untuk klien yang
menggunakan terapi NSAID jangka lama dapat menyebabkan abnormalitas pada
metabolisme mineral.
No comments:
Post a Comment