MAKALAH
KEBUTUHAN TIDUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tidur merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Manusia membutuhkan waktu 8-10 jam dalam sehari untuk
tidur. Dalam menunjang kebutuhan lainnya, tubuh manusia harus mencukupi
kebutuhan tidur. Jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi maka tidak sedikit
manusia yang mengalami gangguan-gangguan tubuh, mengalami kesulitan tidur atau
masalah dengan kebiasaan tidur. Selain
fungsi tubuh menurun, kekurangan tidur atau istirahat pada orang sakit juga
akan mempengaruhi cepat atau lambatnya penyembuhan.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tidur agar tidur semakin berkualitas dan bangun dengan kondisi
segar. Untuk membuat tubuh menjadi segar diperlukan beberapa syarat seperti
memperhatikan asupan nutrisi maupun olahraga.
B. TUJUAN
1)
Memenuhi syarat
sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar Manusia (KDM)
2)
Menambah wawasan
mengenai konsep tidur, gangguan tidur dan faktor penyebabnya.
3)
Menjadi bekal
untuk kerja dirumah sakit dengan pasien gangguan tidur.
4)
Menambah wawasan
untuk mahasiswa/i STIKES Muhammadiyah Klaten maupun masyarakat sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang dialami
seseorang yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang
cukup. Tidur juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk melepaskan
kelelahan jasmani atau mental.
Kebutuhan tidur manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
a.
Pola tidur yang
tidak konsisten
b.
Makan makanan
berat terlalu dekat dengan waktu tidur
c.
Tidur dalam keadaan
lapar
d.
Kurangnya
latihan
e.
Suhu ruangan
atau badan terlalu panas atau terlalu dingin
f.
Banyak
mengonsumsi kafein
g.
Rokok dan
alkohol
h.
Penyakit
i.
Stess psikologis
j.
Lingkungan
k.
Nutrisi
Selain faktor, adapula
beberapa karakteristik istirahat atau tidur (Narrow, 1967) :
a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi
b. Merasa diterima
c. Mengetahui apa yang terjadi
d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
e. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang
mempunyai tujuan
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, tidur mempunyai beberapa
fungsi atau manfaat bagi tubuh, seperti :
a. Meningkatkan daya konsentrasi
b. Memulihkan jaringan otot (memperbaiki sel rusak)
c. Mempercantik kulit
d. Menurunkan tekanan darah
e. Meningkatkan gairah seks
f. Mencegah stress
g. Meningkatkan energi
h. Mencegah penyakit (sistem kekebalan tubuh)
Agar kebutuhan tidur menjadi
nyaman, ada beberapa cara untuk membuat bangun tidur terasa segar. Antara lain
adalah peregangan, bergerak untuk melancarkan peredaran darah, minum air putih
jumlah banyak, membuat jadwal tidur teratur akan membuat tubuh lebih mudah
terbangun dan merepupkan cahya ketika akan tidur karena cahaya terang bisa
mengalihkan perhatian sehingga otak akan lebih sulit untuk beristirahat.
Adapun frekuensi lamanya
tidur untuk setiap orang berbeda sesuai dengan usianya.
Usia
|
Tingkat
Perkembangan
|
Tidur
(jam/hari)
|
0-1
bulan
|
Masa
neonatus
|
14-18
|
1-18
bulan
|
Masa
bayi
|
12-14
|
18
bulan – 3 tahun
|
Masa
anak
|
11-12
|
3-6
tahun
|
Masa
pra sekolah
|
11
|
6-12
tahun
|
Masa
sekolah
|
10
|
12-18
tahun
|
Masa
remaja
|
8,5
|
18-40
tahun
|
Masa
dewasa muda
|
7-8
|
40-60
tahun
|
Masa
paruh baya
|
7
|
60-80
tahun
|
Masa
dewasa tua
|
12-14
|
Selama tidur dalam tubuh
seseorang terjadi perubahan proses fisiologis, antara lain :
a. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
b. Dilatasi pembuluh darah perifer
c. Kadang-kadang terjadi peningkatan
traktusgastrointestinal
d. Relaksasi otot-otot rangka
e. Basal Metabolism Rate (BMR) menurun 10-30%
f. Efek struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan
fungsi dalam organ tubuh karena selama tubuh terjadi penurunan
g. Efek system saraf yang diperkirakan dapat memulihkan
kepekaan normal dan keseimbangan antara berbagai susunan saraf.
Tidur terbagi
menjadi beberapa fase, yang berulang dan membentuk sebuah siklus selama kita
tidur. Keadaannya sangat berbeda dengan yang tampak dari luar dimana tidur
tampak seperti aktifitas yang pasif dan lurus. Mulai dari transisi dari terjaga
menjadi tertidur, tidur lelap hingga mimpi, semuanya memegang pengaruh penting
terhadap tubuh dan pikiran. Setiap fase dalam tidur membantu mempersiapkan kita
menghadapi aktifitas sepanjang hari. Terdapat dua fase utama tidur, yaitu
Non-Rapid Eye Moevement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM).
Fase Tidur Non-REM (NREM)
Non-Rapid Eye
Movement terbagi menjadi 4 tahap : N1 – N4 yang masing-masingnya lebih dalam
dari yang lainnya.
a. N1
dimulai saat kita mulai tertidur dan berlangsung dalam waktu yang sangat
singkat, sekitar 5 menit. Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak,
aktifitas otot menurun, dan pada tahap ini kita sangat mudah terbangun. Banyak
orang yang merasakan sensasi seperti ‘terjatuh’ pada tahap ini, yang
menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba (disebut hypnic myoclonia).
b. N2
tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar-benar tidur, dan
berlangsung antara 10-30 menit. Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat
rileks, aktifitas otak lebih lambat, gerakan mata berhenti, detak jantung
melambat dan temperatur tubuh menurun. Seseorang agak susah terbangun di tahap
ini.
c. N3
dan N4 kedua tahap ini
merupakan tahap paling dalam dari tidur NREM. Sangat sulit untuk terbangun pada
tahap ini, dan jika terbangun kita akan mengalami disorientasi serta
membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit. Pada bagian terdalam dari tahap
ini, aktifitas otak sangat lambat, dan aliran darah lebih banyak diarahkan ke
otot, mengisi energi fisik tubuh.
Selama tahap
tidur lelap (deep sleep) pada fase NREM, tubuh akan meregenerasi dan
memperbaiki sel-sel tubuh, serta memperkuat sistem imun tubuh.
Fase Tidur REM
Fase REM
biasanya terjadi 70 – 90 menit setelah kita tertidur. Fase tidur ini lebih
dalam dari NREM. Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak-gerak/berkedut
(itulah mengapa fase ini disebut Rapid Eye Movement) dan napas menjadi lebih
tidak teratur, aktifitas otak dan ritme detak jantung juga meningkat. Umumnya
mimpi terjadi saat fase tidur REM. Namun otak melumpuhkan otot-otot tubuh,
khususnya tangan dan kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.
Siklus NREM dan REM
Selama tidur,
seseorang biasanya melewati setidaknya 3 tahapan dalam NREM sebelum masuk ke
fase REM. Siklus atau perputaran antara dua fase ini akan terus berulang selama
tidur, yang masing-masingya membutuhkan waktu antara 1 – 2 jam. Dan siklus ini
dapat berulang sekitar 3 hingga 4 kali dalam satu malam.
B. GANGGUAN
TIDUR
1.
Insomnia
Orang
yang mengalami insomnia selalu merasa bahwa mereka tidak memiliki tidur yang
cukup. Gejala insomnia berupa sering untuk tidur dan sering terbangun ditengah
malam. Insomnia merupakan gangguan tidur yang umum dan dapat mempengaruhi
aktivitas sehari-hari. Insomnia bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti
stress, depresi, gelisah, pola tidur yang buruk atau karena sedang mengalami
pengobatan serta mengonsumsi obat-obat tertentu.
2.
Mendengkur
Kebanyakan
orang dewasa mendengkur saat tidur. Suara dengkuran berasal dari udara masuk
yang menggetarkan jaringan halus di tenggorokan. Mendengkur bisa menjadi
masalah karena suara yang dihasilkan tersebut. Selain itu bisa menjadi pertanda
utama masalah tidur yang lebih serius yaitu sleep apnea.
3.
Sleep Apnea
Gangguan
tidur ini terjadi ketika sebagian saluran pernapasan bagian atas tersumbat
menghalangi proses pernapasan dalam waktu singkat dan membuat seseorang
terbangun dari tidurnya. Apnea berartitanpa napas. Sleep apnea bisa terjadi
berulang kali selama tidur, sehingga penderitanya selalu merasa sangat ngantuk
disiang hari. Orang yang tidurnya mendengkur lebih beresiko mengalami gangguan
tidur ini. Penelitian menunukkan bahwa gejala sleep apnea yang parah dan tidak
diobati dapat dihubungkan dengan penyakit serius seperti hipertensi stroke dan
penyakit jantung.
4.
Narkolepsi
Narkolepsi
merupakan gangguan tidur kronis, berupa rasa kantuk yang berlebihan disiang
hari. Gejala tersebut bisa terjadi dimana saja, bahkan ditempat kerja. Kondisi
ini sering disebut dengan sleep attack atau serangan tidur. Narkolepsi diduga
akibat dari gangguan pada system saraf pusat (otak) yang menyebabkan
terganggunya siklus tidur normal tubuh.
5.
Parasomnia
Jenis
gangguan tidur ini merupakan kelainan pada perilaku tidur seseorang, sehingga
mengganggu ritme tidur. Gejala yang umum adalah berjalan saat tidur (sleep
walking), mimpi buruk, mengigau, dan lain sebagainya. Gejala parasomnia biasa
terjadi pada fase tidur NREM dan lebih sering terjadi pada anak-anak usia 3-5
tahun. Seorang anak yang mengalami mimpi buruk bisa bangun sambil berteriak,
namun tidak dapat menjelaskan ketakutannya. Kondisi ini sebenarnya lebih
menakutkan bagi orangtua dibandingkan sang anak, karena kebingungan yang
ditimbulkan akibat perilaku tidur anak tersebut.
6.
Hipersomnia
Jika
insomnia merupakan gejala sulit tidur, hipersomnia adalah kebalikannya
(kebanyakan tidur). Penderita hipersomnia biasanya memiliki waktu tidur yang
lebih lama dari orang lain bahkan sering tidur disiang hari. Kondisi ini bisa
disebebkan oleh beberapa halseperti gangguan pada system saraf atau pada system
metabolisme tubuh namun, penyebab pastinya belum diketahui.
Jika
seseorang mengalami kurang tidur, tubuh akan terasa tidak nyaman dan
menyebabkan beberapa akibat, seperti berkurangnya daya tahan tubuh,
meningkatnya stress, naiknya berat badan, konsentrasi akan menurun, akan
membuat murung, dan mempersulit untuk berolahraga. Adapun gejala-gejala kurang
tidur yaitu :
a.
Kelopak mata
berair dengan pandangan kabur.
b.
Menguap
berlebihan sepanjang hari
c.
Kulit akan
terpengaruh, garis kerut mulai muncul dengan lingkaran hitam dibawah mata
d.
Kesulitan
berbicara atau memahami
e.
Bingung dan
kecemasan yang parah
f.
Linu pada badan
dan sembelit
g.
Sakit kepala
Apabila
seseorang mengalami kurang tidur akan menimbulkan gejala yang terlihat jelas
seperti lingkaran hitam pada mata, selain karena kurang tidur, lingkar hitam
pada mata juga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a.
Penuaan
Kulit di sekitar mata sangat tipis dan halus. Begitu usia menua, kulit di sekitarnya jadi lebih tipis sehingga membuat pembuluh darah makin terlihat. Itulah sebabnya lingkarang hitam jadi terbentuk.
Kulit di sekitar mata sangat tipis dan halus. Begitu usia menua, kulit di sekitarnya jadi lebih tipis sehingga membuat pembuluh darah makin terlihat. Itulah sebabnya lingkarang hitam jadi terbentuk.
b.
Kekurangan
nutrisi
Lingkarang gelap bawah
mata juga bisa disebabkan karena kekurangan nutrisi. Konsumsilah makanan kaya
vitamin A, C, K dan E untuk membantu mengurangi tampilannya. Perbanyak makan
buah-buahan dan sayuran beraneka warna karena mengandung berbagai vitamin dan
mineral yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
c.
Alkohol dan
rokok
Pesta sampai larut
malam, merokok dan minum minuman beralkohol bisa merusak kulit yang akan
berdampak pertama kali pada area bawah mata. Lingkarang gelap bawah mata bisa
menjadi tanda kalau Anda mengalami dehidrasi. Minuman beralkohol dan mengandung
kafein tinggi bersifat diuretik. Yaitu menambah frekuensi buang air kecil yang
membuat Anda kekurangan cairan.
d.
Terpapar sinar
matahari
Terpapar sinar matahari
terlalu lama bisa menyebabkan pigmentasi pada permukaan kulit dan menimbulkan
lingkaran gelap bawah mata. Ada dua lapisan kulit, epidermis dan dermis. Ketika
melanin terlalu banyak diproduksi di bagian epidermis, maka kulit akan terlihat
cokelat. Tapi apabila sampai ke dermis maka warnanya akan menjadi biru atau
biru keabuan.
e.
Perubahan hormone
Pada wanita, kulit bisa
mengalami perubahan yang signifikan karena kehamilan dan menstruasi. Salah
satunya adalah penggelapan di sekitar bawah mata.
f.
Lingkungan
Setiap kondisi yang
membuat mata terasa gatal bisa menyebabkan lingkarang gelap akibat gesekan
tangan saat mengucek mata. Selain itu lingkarang gelap bawah mata juga bisa
menandakan Anda menderita alergi terhadap makanan atau kondisi tertentu.
g.
Anemia
Kekurangan zat besi
adalah salah satu tanda anemia. Dan anemia merupakan penyebab paling umum timbulnya
lingkaran gelap bawah mata. Untuk mengatasinya, ubahlah pola diet Anda.
Perbanyak sayuran berwarna hijau dan produk susu olahan agar kebutuhan zat besi
tercukupi setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul. H. Aziz (2006)
Pengantar KDM dan Proses Keerawatan, Salemba Medika Jakarta.
Doengos. E. Marfln, dkk
(2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
No comments:
Post a Comment